GELORA.CO - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan bahwa ideologi Pancasila dirumuskan bukan untuk dibahas di dalam seminar-seminar, diskusi publik, maupun penulisan jurnal. Pancasila, menurut dia, untuk dilaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
“Sekali lagi, konstitusi dan Pancasila itu, Bung Karno tidak merumuskannya untuk diseminarkan, tetapi untuk dilaksanakan. Makin dibahas Pancasila itu, makin bingung kita semua rakyat Indonesia ini. Padahal Pancasila sendiri sudah jelas, sudah tegas,” kata Wapres JK saat menghadiri Peringatan Hari Konstitusi di Kompleks Parlemen Senayan, Ahad (18/8).
Dia menuturkan, Pancasila seharusnya disampaikan secara sederhana. Dengan begitu, setiap silanya dapat dihayati dengan baik oleh masyarakat, untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Wapres menjelaskan, perumusan Pancasila dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1945 disederhanakan oleh Soekarno saat itu sehingga terangkum dalam lima sila yang mewakili dasar bernegara Indonesia.
“Bung Karno saja tidak membahasnya, justru dia cuma memberikan pilihan. Kalau Pancasila itu terlalu banyak, bikin dengan Trisila: sosiodemokrasi, sosionasionalis, Ketuhanan Yang Maha Esa. Tiga saja, jelas, tegas. Kita malah terbalik, dibahas terus-menerus, paper-nya panjang lebar, tidak tahu jelasnya apa,” jelas Wapres.
Oleh karena itu, Wapres berharap pembahasan atau diskusi mengenai Pancasila sebaiknya tidak lagi dibuat rumit yang justru akan semakin sulit diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semakin sederhana Pancasila didiskusikan, maka semakin mudah masyarakat untuk menghayati setiap silanya. [ns]