GELORA.CO - Kualitas udara Jakarta pagi tadi sempat membaik berdasarkan data AirVisual. Adakah kaitannya dengan listrik padam massal berjam-jam semalam?
Dalam beberapa minggu belakangan, Jakarta kerap menduduki posisi pertama dalam hal kualitas udara terburuk. Air Quality Index (AQI) Jakarta berkisar pada rentang angka 130-170. Kategorinya pun 'tidak sehat'.
Pagi tadi, AirVisual mencatat kualitas udara Jakarta membaik. Pada pukul 06.50 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 79. Itu berarti kualitas udara Jakarta ada di kategori moderat. Tak lagi berada di peringkat 3 besar kualitas udara terburuk, Jakarta pagi tadi ada di posisi ke-15.
Peringkat polusi ini memang dapat berubah sewaktu-waktu. Seperti dapat dilihat siang ini pukul 13.10 WIB, AQI Jakarta kembali naik dan ada di angka 138.
Seperti diketahui, kemarin terjadi mati listrik massal selama berjam-jam di sebagian Pulau Jawa. Apakah membaiknya kualitas udara Jakarta memang akibat listrik padam itu?
Kepala Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, mengatakan kedua hal itu mungkin terkait. Meski demikian, kajian lebih lanjut dibutuhkan untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat.
"Kemungkinan itu bisa saja, tapi harus melalui kajian agar tidak salah menyimpulkan karena sumber polusi udara beragam," kata Herizal saat dihubungi, Senin (5/8/2019).
Herizal mencontohkan, bisa saja ada pabrik yang suplai listrik PLN-nya terhenti akan menghidupkan genset sebagai back up. Artinya, pabrik yang biasanya menggunakan listrik bersih beralih jadi mengakibatkan polusi dari buangan genset.
"Namun, seandainya pemadaman listrik berjam-jam menyebabkan mesin mesin industri berhenti bekerja dan kepadatan lalu lintas sontak berkurang drastis karena orang malas keluar dari rumah, bisa saja kejadian berdampak pada pengurangan beban polusi di Jakarta," ungkapnya. [dtk]