GELORA.CO - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan retorikanya terhadap China terkait masalah di Hong Kong.
Trump memperingatkan China agar tidak melakukan penumpasan ala protes Lapangan Tiananmen 1989 terhadap pengunjuk rasa Hong Kong. Pasalnya, bila hal tersebut terjadi, maka akan membahayakan pembicaraan perdagangan antara kedua negara.
"Saya pikir akan sangat sulit untuk berurusan jika mereka melakukan kekerasan, maksud saya, jika itu Lapangan Tiananmen lain," kata Trump kepada wartawan di New Jersey pada Minggu (18/8).
"Saya pikir itu hal yang sangat sulit dilakukan jika ada kekerasan," tambahnya, seperti dimuat Channel News Asia.
Pernyataan Trump itu merujuk pada peristiwa penumpasan berdarah 1989 di Lapangan Tiananmen Beijing, China di mana negara itu mengerahkan tank-tank untuk mengakhiri protes yang dipimpin mahasiswa dan mengakibatkan ratusan bahkan ribuan orang diperkirakan menjadi korban tewas. Masalah itu adalah hal yang sensitif bagi China.
Trump mengatakan bahwa jika hal semacam itu terulang di Hong Kong maka akan muncul sentimen politik yang luar biasa.
"Saya pikir akan ada sentimen politik luar biasa untuk tidak melakukan sesuatu," kata Trump, merujuk pada negosiasi perdagangan dengan China.
Komentar "pedas" Trump muncul ketika Amerika Serikat dan China tengah berupaya untuk menghidupkan kembali perundingan bilateral yang bertujuan untuk mengakhiri perang dagang.
Dia menyinggung gelombang unjuk rasa anti-pemerintah di Hong Kong yang telah terjadi selama benerapa minggu. Aksi protes damai yang dilakukan setiap minggu tidak jarang berujung bentrok dengan pihak keamanan Hong Kong.
China juga memperingatkan keras soal peningkatan gelombang protes di Hong Kong dan bahkan menyebut ada bibit terorisme. (Rmol)