Tentang Anak PKI

Tentang Anak PKI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

Penulis: Dr. Syahganda Nainggolan (Direktur Sabang Merauke Circle)

Suatu hari mantan rektor ITB mengirim saya foto pendukung kosong satu ITB dengan fokus Iwan Aidit alias Iwan Bungsu. Saya tidak mengenali. Lalu eks rektor itu kasih tahu bahwa itu Iwan Bungsu.

Selama saya merintis perlawan anti Suharto di ITB, saya tidak sedikitpun mendapatkan dukungan dari anak2 eks PKI. Padahal mereka seharusnya mendukung. Malah dukungan terbesar khususnya finansial dalam melawan Suharto, saya peroleh dari Hariman Siregar, tokoh legendaris UI.

Penjara dan pemecatan (DO) saya alami. Namun saya tidak patah semangat membentuk perlawanan terhadap Suharto keberbagai kampus2 se pulau Jawa. Berbagai gerakan kampus dan gerakan Tanah Untuk Rakyat ikut saya bidani bersama teman2 Jakarta (Pijar), Bandung (KPMURI) dan Jogya (Brotoseno dan Torik group). Lalu berkembang ke Semarang, Salatiga dll. Perjumpaan teman2 aktifis ini umumnya di LBH, di Skephi, di yayasan HAM Ponke Princen, di LSP alm. Adi Sasono dan tentunya di klinik Baruna bang Hariman nyari ongkos pulang.

Tidak ada andil anak2 PKI dalam perjuangan melawan Suharto sampai era 80an dan pertengahan 90an. Gerakan PRD sendiri jika terkait dengan komunis (kalau pengakuan mantan ketuanya HRM ke saya malah pura2 Komunis padahal kelompok agama tertentu) baru terang benderang menjelang Suharto jatuh.

Poin saya dalam tulisan ini adalah anak2 PKI, siapapun dia, harus memamahi sejarah perlawanan terhadap Suharto itu mengorbankan banyak nyawa dan penjara. Tidak boleh hanya memperjuangkan kasus HAM 65/66 saja.

Bangsa ini bangsa besar, yang bebannya harus dipikul bersama. Keberagaman ideologi sudah kehendak sejarah dari dulu. Jangan pula membubarkan organisasi2 Islam, seperti cara Suharto membubarkan organisasi komunis. Semua harus dialog.


Soal postingan BT ini saya kurang tertarik urusan ideologinya. Dan saya tidak tahu level kebenarannya. Menurut saya, misalnya, jika Rifka Tjiptaning bisa jadi anggota DPR, maka sebagai anak PKI dia (Rifka) juga bisa jadi Presiden. Yang penting jangan mentang2 berkuasa, kembali seperti Suharto, otoriter.

Kekuatan Islam, kekuatan eks2 militer Orba dan kekuatan eks2 PKI harus melihat Indonesia ke depan lebih jernih, demi bangsa yang bermartabat. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita