GELORA.CO - Dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia, delegasi Taliban hadir ke kantor Pengurus Besar Nahdaltul Ulama (PBNU) Jakarta, untuk menuju penyelesaian konflik berdarah-darah di Afganistan, Selasa 30 Juli 2019.
Delapan orang perwakilan Taliban diterima langsung KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU dan jajaran pengurus lainnya, seperti Robikin Emhas.
Delapan orang perwakilan Taliban diterima langsung KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU dan jajaran pengurus lainnya, seperti Robikin Emhas.
Kunjungan delegasi Taliban ke PBNU mendapat sorotan. Pasalnya, Taliban sering kali dilabeli kelompok radikalis oleh sebagian netizen di Indonesia, terutama simpatisan wacana Islam Nusantara yang digaung-gaungkan NU.
Said Aqil, ketum PBNU sendiri beberapa kali menyindir konflik di kawasan Timur Tengah yang ia nilai berlatar agama.
"Perbedaan agama dan suku tidak masalah di Indonesia karena nasionalisme bagian dari iman. Anda seorang nasionalis harus beriman, Anda beriman harus nasionalis. Di timur tengah mudah sekali konflik, karena tidak punya hubbul wathon minal iman," kata Said Aqil beberapa waktu lalu.
Komentar netizen:
Untung Taliban menemui Wapres JK, NU, Said Aqil.. coba klo nemuin HRS, FPI, PKS lgsg digoreng ma media pelacur— #AntiTogog (@mhmfikri) August 1, 2019
Ketemu Cina, dia bilang Cina itu NU— antiTØGÖG (@GusMoelyadi) August 1, 2019
Ketemu Taliban, dia koq gk bilang Taliban itu NU ?
Said aqil ketua NU bersama orang" taliban,— Rakyat Oposisi (@RakyatOposisi3) August 1, 2019
Apakah itu berarti NU terpapar ideologi radikalisme... pic.twitter.com/D3emE4upMP
Taliban yg bukan se Madzhab mereka rangkul— Atok Dalang ⏺️ (@Tok_Dalang9) August 1, 2019
FPI yg se madzhab bahkan sama2 aswaja mereka habisi,bahkan penggagas pembubaran FPI adlh PBNU sendiri
ini bukan soal beda pendapat,wahabi,teroris dsb..
ini hanya soal beda PENDAPATAN.
NU semakin terkikis
FPI makin dinikmati#Fakta
NU bisa duduk dg Taliban yg terkenal Radikal, tp tdk bisa duduk dg FPI yg dituduh Radikal. Ini bukan soal beda pendapat, tp soal beda pendapatan. Taliban tdk bersaing dg NU di dalam negeri, tp kalau FPI dianggap saingan berat yg bisa merebut pengikut. Smoga analisa ini salah 😆😆 pic.twitter.com/HrcR9aGwgH— Kusnadi Noviar (@KusnadiNoviar) July 31, 2019