GELORA.CO - Belum banyak yang memperhatikan, tetapi perbincangan mengenai suksesi di tubuh Partai Gerindra tampaknya sudah dimulai. Bola bergulir sedemikian kencang dalam keheningan.
Dalam sebuah pertemuan yang dihadiri sejumlah fungsionaris partai yang didirikan Prabowo Subianto itu kemarin (Minggu, 11/8) terdengar kabar tentang berbagai pertimbangan mengenai posisi Prabowo setelah kalah dalam pemilihan presiden dan menerima ajakan rekonsiliasi-koalisi yang disampaikan kubu Jokowi-Megawati Soekarnoputri.
Di internal Gerindra saat ini ada dua pandangan mengenai sikap Prabowo menerima ajakan rekonsiliasi-koalisi itu.
Ada yang menganggapnya sebagai situasi win-win, sama-sama menang. Karena faktanya, kubu Jokowi yang walaupun telah mendapatkan legalitas sebagai pemenang namun merasa belum mengantongi legitimasi yang cukup untuk menjalankan kekuasaan.
Jokowi dan Mega membutuhkan energi tambahan untuk menjalankan roda pemerintahan, juga untuk menghadapi pihak-pihak yang selama ini dinilai dan dipandang memanfaatkan kekuasaan Jokowi semata.
Kubu lain memandangnya sebagai situasi lose-lose, kalah, apapun yang terjadi dengan wakil Gerindra di Kabinet.
Kalau sang wakil Gerindra di Kabinet berhasil, keberhasilan akan diklaim sebagai milik sang Presiden. Kalau sebaliknya, gagal, sang wakil Gerindra akan dipecat dan kegagalan akan dibebankan ke Gerindra.
Di sisi lain, apabila Prabowo memutuskan untuk pensiun dini dari Partai Gerindra, maka disebutkan sudah ada tiga paket ketua umum dan sekjen yang sedang dibicarakan di internal.
Paket pertama, Ahmad Muzani dan Sufmi Dasco Ahmad. Paket kedua, Fadli Zon dan Sufmi Dasco Ahmad. Paket ketiga, Edi Prabowo dan Sufmi Dasco Ahmad.
Namun sejauh ini, pembicaraan mengenai hal-hal itu dapat dikatakan masih terlalu prematur.
Prabowo sendiri tidak mau memberikan pernyataan mengenai hal itu.
Dirinya tampak sedang menikmati situasi “CLBK” dengan Megawati setelah menghadiri Kongres V PDIP di Bali akhir pekan lalu.
Baru Dasco yang hari Jumat lalu (9/8) berbicara, mengatakan Prabowo seolah-olah sedang banting setir sebagai respon terhadap kelompok penumpang gelap yang selama ini mengambil keuntungan dari dirinya. [rmol]