GELORA.CO - Kondisi stabilitas bangsa yang tengah diguncang masalah jadi perhatian Pengurus Pusat Pemuda Katolik. Baik kasus yang terkait dengan mahasiswa Papua. Maupun, dugaan pelecehan agama yang dilakukan Ustaz Abdul Somad.
Karena itu pihak Pengurus Pusat Pemuda Katolik mencoba menunjukkan sikap terhadap beberapa kasus yang menimpa bangsa belakangan ini.
Mereka pun berharap semua pihak bisa menyejukkan suhu yang tengah panas ini, dengan mengedepankan musyawarah dan mufakat untuk menyelesaikan semua permasalahan.
Berikut pernyataan sikap Pengurus Pusat Pemuda Katolik melalui keterangan tertulis kepada Kantor Berita Politik RMOL:
"Rumah Indonesia adalah rumah dari sebuah bangsa yang majemuk, di mana para penghuninya memiliki kerinduan untuk hidup tenteram dan mewujudkan kesejahteraan bersama. Ke–Indonesia–an adalah persoalan “hidup-mati” yang diperjuangkan mati-matian oleh para pendiri bangsa.
Impian rumah Indonesia yang tenteram itu membuat para pendiri bangsa mengalahkan ego golongannya masing-masing dengan menerima Pancasila sebagai jalan terbaik merawat “rumah Indonesia”. Telah menjadi konsensus nasional yang dihormati bersama meskipun mereka sadar ada banyak perkara di antara mereka yang tetap sulit dipertemukan.
Sebuah nilai kehormatan dan jiwa besar telah diwariskan bagi penerus bangsa dengan secara ksatria mengesampingkan kepentingan primordial demi keuntungan bersama bagi seluruh penghuni rumah Indonesia.
Saat ini, dengan adanya peristiwa di Asrama Mahasiswa Papua-Surabaya, Semarang, dan Malang dengan berbuah aksi balasan di Manokwari, Sorong, dan Kaimana di Papua Barat dan Jayapura di Papua, tentu menjadi keprihatinan kita bersama ditambah dengan dibumbui isu rasisme.
Ditambah lagi dengan video ujaran yang mengandung "pelecehan" terhadap simbol agama umat Nasrani yang diduga dilakukan oleh Ustaz Abdul Somad. Peristiwa ini sungguh mengusik kami sebagai bagian anak bangsa yang memiliki harapan besar meneruskan cita–cita para pendiri bangsa.
Untuk merespons peristiwa yang berkembang saat ini maka kami Pengurus Pusat Pemuda Khatolik menyerukan:
1. Pengurus Pusat Pemuda Katolik mengimbau kepada para tokoh masyarakat, pimpinan daerah, pimpinan agama untuk menciptakan yang sejuk dan toleran. Segala persoalan yang ada, diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
2. Semua pihak, secara khusus Pemerintah harus bisa mengatur lalu lintas informasi media yang beredar. Karena pemberitaan ini dibombardir secara masif dalam beberapa waktu terakhir yang justru menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
3. Pemuda Katolik mendukung penuh Aparat Kepolisian untuk segera menangkap aktor-aktor intelektual yang melakukan tindakan rasisme, anarkis dan intoleran terkait kasus Papua dan mendukung penuh tindakan tegas secara hukum dan tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah dan menjunjung tinggi HAM, terhadap oknum-oknum yang secara sengaja bertindak separatisme.
4. Pemuda Katolik berharap Ustaz Somad menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada publik, untuk meredam luka kebatinan yang dirasakan umat Kristiani. Di lain sisi, Pemuda Katolik juga akan bersikap sama jika ada tokoh agama lain yang berlaku sama melecehkan atau perbuatan tidak patut terhadap agama lain.
5. Pemuda Katolik mengajak organasisasi kepemudaan lainnya untuk tetap komitmen pada Sumpah Pemuda 1928. Pemuda Katolik punya tanggung jawab secara khusus terhadap Papua, karena banyak kader muda potensial Pemuda Katolik ada di Papua yang berwawasan kebangsaan dan menjadi masa depan bagi NKRI.
Jakarta, 19 Agustus 2019
Karolin Margret Natasa
Ketua Umum
Christopher Nugroho
Sekretaris Jendral" (rmol)