GELORA.CO - Intoleransi dan radikalisme masih saja memenuhi ruang diskusi publik tanah air. Teranyar, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyebut ada penganut paham radikal akan masuk ke Indonesia.
Disebutkan Mahfud bahwa mereka akan datang dengan membawa dana besar untuk mendirikan pesantren beraliran radikal.
Sontak pernyataan Mahfud ini ditanggapi serius oleh berbagai pihak. Salah satunya oleh Jurubicara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dia mendesak kepada Mahfud MD untuk membuka informasi yang didapat secara terang benderang agar bisa ditindaklanjuti. Jika tidak, maka pernyataan itu justru akan menebarkan kecurigaan dan fitnah di kalangan anak negeri.
Buntutnya, isu radikalisme dan toleransi terus menjadi komiditi rente.
“Saran saya kepada Prof Mahfud yang saya hormati, buka saja siapa dan dimana orang-orang dari Arab Saudi yang mendanai penyebaran ajaran radikal,” tanyanya dalam akun Twitter pribadi, Minggu (18/8).
Menurutnya, jika bangsa ini terus disibukkan dengan isu radikalisme dan anti toleransi yang sengaja diproduksi sekadar untuk berburu rente, maka anak-anak negeri sulit untuk bisa bersatu dan berkarya mengisi pembangunan.
“Anak-anak negeri lain sudah berpikir meninggikan ilmu pengetahuan, sedang kita berputar-putar pada hantu radikalisme,” tegasnya.
Mantan ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah itu berpandangan bahwa perdebatan mengenai ekstremisme harus segera diakhiri. Sebab, semua anak bangsa dengan tegas menyatakan tidak ada tempat bagi ekstremisme dan upaya merongrong Pancasila dan NKRI di Indonesia.
”Tapi jangan produksi "hantu-hantu" untuk sekadar deklarasi dan narasi. Ayo bebarengan kita bekerja untuk kemajuan NKRI,” tutupnya. [rm]