GELORA.CO - Dinamika di tubuh Partai Amanat Nasional (PAN) sedang menghangat.
Selain Sandiaga Uno, ada dua tokoh non-PAN lain yang sedang dielus-elus untuk bersedia menjadi ketua umum partai berlambang matahari itu.
Kelihatannya PAN sedang mengalami krisis calon ketua umum dalam rangka mencari pengganti ketua umum incumbent Zulkifli Hasan.
Ada nama dari kalangan internal seperti Ketua Fraksi PAN di DPR RI Mulfachri Harahap dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo.
Namun nama keduanya dinilai masih kurang bisa mengangkat partai dan menjadi faktor penggerak utama.
Ahmad Hanafi Rais, anak pendiri PAN Amien Rais, juga termasuk yang disebut-sebut. Namun, ada pandangan yang menilai Hanafi masih kurang matang untuk memimpin PAN.
Barangkali setelah lima tahun yang akan datang, baru Hanafi benar-benar siap.
Informasi yang diperoleh redaksi dari kalangan internal PAN mengatakan, ada tiga nama tokoh non-PAN yang diharapkan mau meluangkan waktu dan tenaga untuk membesarkan partai sebagai ketua umum.
Ketiga nama itu adalah Sandiaga Uno yang dalam pemilihan presiden lalu didukung penuh oleh PAN.
Informasi lain yang berkembang mengatakan, ada semacam kesepakatan antara Sandiaga Uno dengan petinggi PAN kala itu bahwa setelah Pilpres 2019, apapun hasilnya, Sandiaga Uno akan bergabung dan memimpin PAN.
Dalam masa kampanye Sandi juga kerap mengenakan baju berwarna biru yang dianggap sebagai simbol kedekatan dirinya dengan PAN. Bahkan, salah satu kegiatan Sandi diberi nama Rabu Biru.
Tetapi, informasi lain mengatakan, soal Sandi ini masih memerlukan kesediaan dari Ketua Umum Prabowo Subianto.
Bagaimanapun juga Prabowo dan banyak kalangan internal di Gerindra menganggap Sandi adalah aset utama partai setelah Prabowo.
Nama lain yang disebutkan sedang dielus untuk menjadi calon ketua umum PAN adalah nama mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo. Komunikasi kalangan internal dengan Gatot sudah dilakukan.
Sejauh ini, Gatot dinilai memiliki idealisme yang sejalan dengan PAN. Belum lagi, Gatot juga tampaknya bisa memberikan energi tambahan bagi partai itu.
Nama tokoh non-PAN terakhir yang diharap mau ikut membesarkan partai itu adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dari sisi Anies, dirinya tentu membutuhkan kendaraan politik demi peluang-peluang lain di tahun 2024.
Di sisi lain, dibandingkan dua nama lainnya, Sandiaga Uno dan Gatot Nurmantyo, Anies dinilai memiliki pengalaman lebih dalam manajemen pemerintahan sipil.
Sandiaga Uno mungkin unggul dalam hal manajemen korporasi. Sementara Anies unggul dalam hal manajamen pemerintahan, dari level nasional saat dia menjadi Menteri Pendidikan maupun kini, saat dia menduduki posisi Gubernur DKI.
Gatot Nurmantyo tentu saya juga memiliki pengalaman kepemimpinan. Namun sebatas di organisasi militer yang memiliki aturan-aturan yang pasti dan serba ketat. [ps]