Polisi Dilempar Batu, TNI Malah Disalami Pendemo di Papua

Polisi Dilempar Batu, TNI Malah Disalami Pendemo di Papua

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kerusuhan terjadi di beberapa daerah di Papua, sejak Senin pagi, 19 Agustus 2019, hingga Selasa siang, 20 Agustus 2019.

Sejumlah tempat menjadi amukan warga Papua, dengan membakar ban, rumah makan hingga gedung DPRD Papua Barat.

Aksi mereka memuncak pascakejadian di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, akhir pekan lalu. Beberapa upaya sudah ditempuh, agar aksi ini tidak meluas ke mana-mana. Ratusan personel gabungan Polri dan TNI pun diturunkan ke lokasi kerusuhan.

Namun, ada hal yang menarik. Dalam video yang diunggah Mantan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia, Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo melalui akun Instagram resminya @Suryoprabowo2011 menunjukkan perbedaan perlakukan massa aksi saat menghadapi Polri dan TNI.

Pada video pertama yang diunggah Suryo Prabowo memperlihatkan, adanya massa aksi yang tengah menyerang polisi bertameng. Massa mengejar hingga melempar batu ke arah Polisi yang diduga tengah mengamankan jalannya aksi. Belum diketahui, lokasi persisi kejadian tersebut. Pada video ini, Suryo Prabowo menilai, massa bukan lagi menggelar aksi karena sudah masuk ke perbuatan anarkis.


Dia juga berharap, ada pendekatan hukum untuk mengusut pelaku penyerangan terhadap anggota Polri tersebut. Di video selanjutnya, bisa dikatakan berbanding terbalik. Prajurit TNI Marinir si Baret Ungu datang menggunakan dua truk besar dan satu mobil pickup dinas TNI.

Terlihat adanya sapaan hangat dari massa pendemo. Prajurit TNI bersalaman hingga berpelukan dengan massa aksi. Kehadiran TNI, juga tidak dihadang massa, melainkan disapa. Prajurit Marinir juga terlihat mengangkat material bekas aksi mereka yang diletakan di tengah jalan. Warga yang melihat juga membukakan akses jalan untuk truk yang akan masuk ke lokasi.



Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh SuryoPrabowo (@suryoprabowo2011) pada

Terlihat pula ada beberapa warga yang dibawa Prajurit Marinir di dalam truk tersebut. Di video terakhir itu, menggambarkan dengan jelas kondisi kerusuhan di Papua sudah kondusif. 

Sebelumnya, massa aksi mengamuk dan membakar sejumlah tempat hingga memblokade jalan utama. Massa juga merangsek masuk Bandara Domine Eduard Osok yang ada di Papua Barat. Namun, dipukul mundur oleh Polri dan TNI, karena tempat itu merupakan obyek vital.

Atas kejadian ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku sudah menelepon Gubernur Lukas Enembe, begitu kerusuhan pecah di Manokwari, Papua Barat, pada Senin pagi, 19 Agustus 2019. 

Khofifah meminta maaf dan menyampaikan, gesekan terjadi karena ulah personal, bukan mewakili warga Jawa Timur. 

"Ketika kemudian terviralkan sesuatu yang menjadi sensitif dengan sebutan tertentu, kami tadi, saya bertelepon dengan Pak Gubernur Lukas Enembe. Kami mohon maaf, karena itu sama sekali bukan mewakili masyarakat Jawa Timur," kata Khofifah, saat mendampingi Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian di RS Bhayangkara Surabaya. 

Dia meminta seluruh masyarakat, baik warga Papua maupun Jawa Timur, agar membedakan antara perbuatan personal dengan komitmen Jatim, yang ingin menjaga kedamaian dan persatuan.

"Karena itu, mari kita jaga komunikasi yang baik. Insya Allah, nanti Pak Gubernur Papua akan ke Jawa Timur, akan mengomunikasikan dengan para mahasiswa yang studi di Jawa Timur," ujarnya. [vn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita