GELORA.CO - Pertemuan antar kader Front Pembela Islam (FPI) dan siswa papua berujung polemik di Kota Malang. Sebelumnya, sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Malang asal Papua mengaduh ke markas Laskar Pembela Islam (LPI) yang berada di daerah Bumiayu, Kedungkandang, Kota Malang.
Untuk diketahui, LPI adalah sayap organisasi dari FPI. Pertemuan itu terjadi pada Selasa (20/8). Berdasarkan keterangan LPI, para siswa tersebut datang ke markasnya untuk berkeluh kesah soal kejadian kerusuhan di Kota Malang, Surabaya dan Papua. Akibat kerusuhan tersebut, para siswa tersebut merasa terancam keselamatannya.
Setelah datang ke markas LPI, tak berselang lama, giliran anggota LPI yang mendatangi tempat tinggal para siswa tersebut. Kebetulan, mereka di Bumiayu bertetangga. Dalam pertemuan itu, LPI juga berjanji akan menjaga keamanan para siswa papua tersebut. Pertemuan antara anggota LPI dan siswa Papua ketika itu sempat di videokan.
Tapi, permasalahan datang kemudian hari. Dalam sejumlah unggahan di media sosial. Salah satunya yang diunggah oleh akun YouTube bernama Denelson Ramela. Wajah siswa yang berada di video itu, sama persis dengan video yang direkam oleh anggota LPI sebelumnya.
Dalam video 4 menit, 27 detik tersebut, para siswa papua tersebut menganggap kalau pihaknya menjadi korban hoax.”Sebelumnya kami bertiga minta maaf, tersebarnya video hoax,” katanya salah seorang diantara mereka.
Mereka bercerita, pada malam itu, mereka didatangi oleh orang tak dikenal.”Disitulah kami dipaksa membuat video dan foto bersama mereka, kami disuruh ceritakan keadaan kami di sekolah,” imbuhnya.
Berdasarkan keterangan para ’tamu’ tersebut, mereka membuat video tersebut untuk melindungi mereka.”Tapi mereka bilang video untuk di sekitar Bumiayu, tidak tersebar, tapi mereka membohongi kita. Video tersebut sudah tersebar di mana-mana, di seluruh Indonesia,” katanya. Melalui video tersebut, mereka meminta maaf kepada para mahasiswa asal Papua karena sudah membuat video yang viral.”Di video tersebut, kami di atasnamakan mahasiswa, padahal kami masih pelajar,” imbuhnya.
Saat ini, para siswa Papua merasa tidak nyaman ketika bersekolah saat ini.”Ketika kita datang, siswa di sekolah meninggalkan kita,” katanya. Selanjutnya, di akhir video, para siswa tersebut mengungkapkan untuk tidak percaya hoax.”Stop menyebarkan hoax,” pungkasnya.
Sementara itu, terkait beredarnya video terbaru itu, Wali Laskar LPI Andre Aston kecewa dengan sikap siswa tersebut yang berubah.”Kami hanya ingin memberikan semangat kepada pelajar itu,” katanya ketika dikonfirmasi.
Dia mengatakan, dari awal, niat dari LPI adalah membuat suasana di Kota Malang kondusif.”Terkait sekarang mereka menganggap kami hoax, tidak apa-apa, kami sudah terbiasa dengan cacian. Tapi, demi Allah kami hanya ingin wilayah kami aman,” pungkasnya. [kp]