GELORA.CO - Pengaduan isi ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) ke polisi mulai memunculkan riak di kalangan sebagian ormas Islam. Beberapa tokoh Islam di daerah seperti Aceh, Sulsel, dan daerah lain mulai gerah dengan laporan pihak-pihak yang mempersoalkan ceramah UAS.
Di Aceh, para aktivis Islam akan menggelar aksi bela ulama besok, Jumat (23/8), pukul: 14.00 WIB. Aktivis yang tergabung dalam Gerakan Ummat Bela Ulama ini akan menggelar aksi di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
“Kami mengajak seluruh pimpinan Ormas Islam, organisasi mahasiswa, aktivis, tokoh, dan masyarakat Islam Aceh untuk bergabung dalam Aksi Damai Bela Ulama,” demikian undangan yang disebar dua koordinator lapangan pada aksi itu, Sumardi dan Mukhlisin, Kamis (22/8).
Di Sulsel, Presiden Perkumpulan Persaudaraan Muslim Internasional (PPMI) DR KH Hasan Basri Rahman tegas meminta agar UAS tidak diganggu. Menurut dia, dakwah UAS tidak melenceng dari ajaran pokok Islam.
“Kami akan mendukung penuh UAS. Sehingga, jika beliau diganggu, secara pribadi saya akan turut meramaikan situasi tersebut. Ini berkaitan dengan harkat dan martabat Islam. Jika tidak ditegakkan maka kita sudah tidak ada nilainya,” kata pimpinan Pondok Ukhuwah Muslimin Gowa tersebut, Kamis (22/8).
Baginya, kasus yang menimpah UAS itu salah alamat. Sebab, menurut pandangan Islam, tidak ada yang berhak mengkritisi dakwahnya. Hal tersebut juga berlaku bagi ajaran lainnya yang tidak membenarkan Islam dan Al-Qur’an.
Ustadz Hasan meminta pihak berwajib tidak ikut memperkeruh masalah dengan alasan untuk penegakan hukum. Sebab, banyak kasus serupa lainnya yang lebih parah namun tidak diproses juga.
“Kalau mau memproses secara hukum, orang yang menghina air zamzam juga harus diadili. Olehnya, yang melaporkan UAS ini harus dilaporkan kembali dan semestinya ditahan,” katanya.
Dia menyampaikan, UAS adalah sosok ulama yang dikagumi. Berbagai serangan dialamatkan kepada UAS namun tidak pernah sekali pun mundur. Sehingga bagi kelompok Islam yang ikut membuli, mereka telah mendekati kemunafikan.
“Etika dalam menyampaikan format dakwah memang bermacam-macam, ada keras, lembut dan bijak. Tergantung momennya. Jika terjadi banyak kemusyrikan, maka dakwah harus lebih kencang lagi,” terangnya. [ns]