GELORA.CO - Suara Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yudian Wahyudi, meninggi saat menanggapi penyataan Menristekdikti, M Nasir, yang menyebut profesor tua manfaatnya kecil untuk negara. Tak terima, Yudian pun menantang Nasir.
Sebelum melontarkan tantangan secara terbuka, Yudian juga terang-terangan mengecam pernyataan M Nasir tersebut. Menurutnya pernyataan M Nasir berbahaya, tidak beretika dan cenderung mendiskreditkan profesor yang sudah berusia lanjut.
"Saya sedang mengritik Menristekdikti yang mengatakan ya 'kalau profesor tua itu manfaatnya untuk negara kurang'. Ini sangat berbahaya statement (M Nasir)," ujar Yudian kepada wartawan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (5/7).
Berbeda dengan M Nasir, Yudian beranggapan bahwa orang berilmu yang bertambah umurnya akan semakin matang keilmuannya. Manfaatnya juga akan semakin dirasakan masyarakat. "Dia tidak ngerti bahwa ilmu itu semakin tua semakin bagus," paparnya.
Tak tanggung-tanggung, Yudian bercerita mengenai karir akademiknya. Sebelum pulang ke Indonesia, Yudian sudah menjadi profesor di Amerika, mengajar di Harvard University, menulis berbagai karya ilmiah, menerjemahkan berbagai karya dan menerbitkan 53 buku.
"Saya pernah (mengajar) di Harvard, menjadi profesor di Amerika, tapi saya katakan di depan, lima tahun setelah saya pulang dari Amerika itu saya belum punya pikiran orisinal... Pak, kalau cuma ngutip-ngutip itu gampang," sebutnya.
Yudian justru menuding M Nasir tak mengerti persoalan sehingga terlontar pernyataan 'profesor tua manfaatnya kecil untuk negara'. Tak terima profesor tua direndahkan, Yudian pun menyampaikan tantangan secara terbuka kepada M Nasir.
"Maka saya tantang betul ya, demi Republik lho bukan demi Yogya, jangan salah bapak-bapak. Demi Republik ini, soal akademik. Kalau M Nasir itu lebih dulu terbit di jurnal dalam bidang masing-masing, jurnalnya lebih hebat dari saya dan pengaruhnya lebih hebat dari punya saya, saya turun dari rektor," tegasnya.
"Saya berbicara sebagai otoriras, bukan sebagai power, saya profesor, saya tidak terima dibegitukan. Bukan saya orang tua, enggak," sambung Yudian.
Sebenarnya Yudian tak mempermasalahkan gagasan M Nasir yang mendorong kader muda cepat menjadi profesor. "Silakan itu (mencetak profesor muda), tapi jangan menyebut orang tua kurang manfaatnya untuk negara ya. Itu yang saya keberatan," tutupnya.[dtk]