GELORA.CO - PDI Perjuangan menjadi partai yang paling besar memiliki peluang untuk bermanuver. Ini lantaran partai besutan Megawati Soekarnoputri adalah pemenang pileg 2019. Sementara di satu sisi, presiden terpilih Joko Widodo adalah kader banteng.
Atas alasan itu, PDIP sangat mungkin menggandeng Gerindra dalam pemerintahan. Sekalipun pada pilpres lalu Gerindra merupakan seteru PDIP.
Terlebih, kata pengamat politik Ade Reza Hariyadi, Megawati telah memperlihatkan gestur yang menampilkan kesan lebih nyaman dengan Prabowo ketimbang Surya Paloh Cs.
"Itu akibat manuver (Gondangdia) yang mengabaikan eksistensi politik dari pengusung Jokowi sekaligus partai pemenang pemilu," ujarnya, Minggu (11/8).
Menurutnya, Megawati mencatat dengan baik pertemuan empat ketum partai di kantor Nasdem. Sebab dalam pertemuan itu, PDIP menjadi partai yang tidak dilibatkan.
"Inikan menjadi catatan penting politik Bu Mega untuk berhati-hati, " terangnya.
Selain itu, Gerindra dan PDIP tidak terlalu memiliki perbedaan ideologi yang terlalu tajam, sehingga memudahkan Mega dan Prabowo untuk membangun koalisi.
"Termasuk bisa membuka kesempatan yang lebih besar agar Gerindra ada di pemerintahan, " Ucap Ade.
Sinyal politik yang diberikan oleh PDIP harus dibaca sebagai langkah yang ditujukan kepada partai-partai koalisi bahwa presiden terpilih adalah kader PDIP.
"Dan yang kedua sebagai partai pemenang pemilu PDIP tidak bisa disetir ramai-ramai agar sesuai dengan kepentingan partai lain meskipun sama-sama ada di koalisi pendukung Pak Jokowi,” pungkasnya. [rm]