GELORA.CO - Mati listrik pada Minggu (4/8) berimbas kerugian pada banyak pihak. PLN sendiri merugi sekitar Rp 90 miliar. Angka tersebut merupakan kalkulasi dari jumlah listrik yang hilang dikali dengan durasi mati listrik sekitar 10 jam. Lalu dikalikan dengan harga tarif listrik per kWH sebesar Rp. 1.457.
Tidak hanya PLN, warga yang terdampak mati listrik juga mengalami kerugian secara materi maupun non materi. Salah satunya, warga yang memelihara ikan jenis koi yang dikenal harus diperlakukan khusus untuk bisa berkembang sehat.
[tanyarl] akibat dari mati listrik yang lama banget, ikan ikan kesayangan ayah gue mati semua dong ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ pic.twitter.com/C0pRz0rX1j— tanyarl (@tanya2rl) August 5, 2019
Sama seperti kebanyakan warga yang terdampak mati listrik, JJ Rizal (47) tidak menyangka mati listrik pada Minggu (4/8) akan berlangsung lama. Sejarawan yang juga penggemar ikan ini harus kehilangan 43 ikan koi yang ia pelihara selama 6 tahun terakhir.
total koi saya korban @pln_123 di dua kolam sebanyak 43 ekorapril 2018 lalu, saya dituduh merugikan @pln_123 dikenakan pasal P2TL wajib membayar 28 jutaapakah kali ini @pln_123 yg merugikan bikin koi saya mati mau membayar ganti rugi kepada saya?https://t.co/t2QdxdJANm pic.twitter.com/Nc9Q9oM6GO— JJ Rizal (@JJRizal) August 4, 2019
JJ Rizal merawat ikan-ikan tersebut seperti merawat anak sendiri. Karena ia telah banyak meluangkan waktu mulai dari mengondisikan air supaya cocok untuk habitat koi hingga membuat mereka tumbuh besar.
"Meluangkan waktu untuk merawat air lalu membuat mereka tumbuh kenal lulut itu yang sulit dihitung dengan uang. Ini persis harus menjawab bagaimana merupiahkan 'anak-anak' kita yang mati?" kata JJ Rizal .
☹️☹️☹️ pic.twitter.com/S9WYp6Kn72— ky (@ykzilirf) August 5, 2019
Rizal menceritakan, pada Senin (5/8) sekitar pukul 1.30 WIB semua ikan peliharaannya sudah mengambang di kolam. Sebenarnya ia sudah memperkirakan hal ini, karena hingga tengah malam listrik belum juga pulih.
Padahal ikan koi perlu diberikan asupan oksigen secara berkala lewat mesin aerator. Namun, mesin miliknya hanya mampu bertahan paling lama enam jam tanpa tersambung listrik.
"Dalam gelap, hanya dibantu cahaya emergency lamp yang mulai redup, saya mengubur 43 koi yang telah saya pelihara selama sekitar enam tahun dari dua kolam di rumah saya." ucap Rizal. [kp]