Kesaksian Buruh: Kita Diarahkan Kumpul Di Depan TVRI Lalu Ditangkap

Kesaksian Buruh: Kita Diarahkan Kumpul Di Depan TVRI Lalu Ditangkap

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ifan Ibrahim, salah satu saksi mata dugaan tindakan represif oknum aparat Kepolisian pada saat menangani masa aksi buruh di sekitaran gedung MPR/DPR RI. Ifan menceritakan bahwa sebetulnya dirinya bersama sepuluh rekan yang terdiri dari buruh dan pemuda justru menuruti arahan Kepolisian untuk berkumpul di depan Gedung TVRI.

Kepada Kantor Berita Pilitik RMOL, Ifan menjelaskan, saat itu memang ada koordinasi antara koordinator aksi Nining dengan Direktur Intelijen dan Keamanan (Dirintelkam) Polda Metro Jaya Kombes Umar Effendi.

“Saat itu koordinator kami mbak Nining ditelepon oleh Dirintelkam Polda Metro Jaya (Kombes Umar Effendi), diarahkan mbak Nining kumpul di sana saja (depan TVRI),” kata Ifan di Kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/8).


Setelah massa yang berjumlah puluhan orang itu berkumpul, terang Ifan, lalu kemudian mobil Polisi bak terbuka yang bertuliskan Resmob datang menghampiri mereka dan langsung menangkap.

“Tanpa ada negosiasi, kami ditarik seluruh Handphone diperiksa mereka minta gambar dan video dihapus, lengan kanan saya masih ada bekas cakaran ini,” beber Ifan.

Ifan yang juga merupakan pengurus Pusat Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) ini menuturkan, bahwa rencana aksi yang bertepatan dengan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo itu sempat meminta izin kepada pihak Kepolisian, namun disarankan agar pelaksanaanya diganti lantaran pertimbangan kegiatan aksi bentrok dengan pidato Presiden.

“Dari Intelkam Polda meminta kami tidak menggelar aksi pada hari itu,” jelas Ifan.

Ia beralasan, aksi sengaja digelar bertepatan waktu Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan karena isu tentang ketenagakerjaan yang sangat strategis terkait revisi UU Ketenagakerjaan.

UU Ketenagakerjaan saat ini, tambah Ifan, dinilai sangat merugikan buruh karena mengatur hubungan kerja yang lebih fleksibel bahkan mengarah kepada perbudakan modern.

Makanya kami tetap ingin aksi kemarin, berharap pak Jokowi melihat dan mendengar,” demikian Ifan. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita