GELORA.CO - Ujian Joko Widodo sebagai presiden bukan hanya soal hak prerogatifnya dalam menentukan kabinet, namun kepatuhannya mendengarkan instruksi dari ketua umum partai pengusungnya.
Demikian yang disampaikan pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago saat ditemui di kawasan Medan Merdeka Selatan.
"Maka saat Jokowi mengatakan akan membuat kabinet ahli 55:45, itu jadi pertimbangan buat PDIP (sebaga pengusung utama)," ujarnya, Kamis (15/8).
Pemilihan kabinet yang diisi kalangan profesional bukan tanpa alasan. Menurutnya, menteri dari luar partai politik akan cenderung lebih loyal kepada Presiden.
"Tetapi dari unsur parpol memang ada kelemahan. Pertama mereka harus loyal kepada Presiden, yang kedua loyal kepada partai asal usulnya, termasuk bertanggung jawab kepada ketua umumnya. Nah ini menjadi tantangan tersendiri," jelas Pangi.
Pangi mengatakan, dalam politik adalah soal who get's what dan tak ada makan siang gratis. Sebagai presiden yang sudah menjabat hampir satu periode, Jokowi dinilai sudah piawai menangani hal ini.
Salah satu cara yang sudah dilakukan Jokowi adalah dengan mengangkat menteri usulan partai politik terlebih dahulu.
"Strateginya diangkat dulu, 'kalau enggak beres salah anda sendiri dong, saya reshuffle tengah jalan', kan begitu," tuutpnya.(rmol)