Jokowi Ingin Indonesia seperti Uni Emirat Arab, Lompat dari Pick-up jadi BMW

Jokowi Ingin Indonesia seperti Uni Emirat Arab, Lompat dari Pick-up jadi BMW

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Indonesia melompat jauh untuk mencapai negara maju. Oleh sebab itu, perlu adanya perubahan.

"Nah, kunci kemajuan itu apa? Kuncinya kecepatan. Cepat di perizinan, sederhana di regulasi. Perizinan yang butuh waktu tahunan di tempat kita, di UEA setengah jam sahaja," ujarnya mengutip instagram, Jakarta, Rabu (21/8/2019).

Dirinya pun menceritakan pengalamannya ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Di mana dirinya dijemput oleh Putra Mahkota Sheikh Mohamed bin Zayed.

Selama perjalanan, dirinya pun berbicara mengenai kemajuan Indonesia dengan UEA. Di mana kedua negara tersebut mempunyai kesamaan di beberapa sumber daya alam.

"Kita ingat, Uni Emirat Arab punya minyak, kita juga punya minyak. Dia punya gas, kita juga punya. Tapi di sana tak ada kayu, kita punya kayu, saat itu kita bahkan punya BUMN kayu. Minerba kita punya semuanya, dari batu bara, emas, nikel, bauksit, tembaga, semuanya." ujarnya.

Tapi, lanjut Jokowi, dirinya mempertanyakan kenapa saat ini income per kapita di UEA mencapai USD43.000 sedangkan Indonesia USD4.000.

"Bagaimana bisa? Kenapa UEA melompat begitu cepat?," ujarnya.

Padahal, Jokowi mengatakan, Sheikh Mohamed mengaku di tahun 60-an dari Dubai ke Abu Dhabi masih menggunakan unta. Sedangkan Indonesia sudah menggunakan Holden dan Impala.

"Tahun 70-an kami dari Dubai ke Abu Dhabi masih naik truk dan mobil pick up, kata Sheikh Mohamed. Kita tahun itu sudah naik Toyota Kijang," ujar Jokowi.

Namun, lanjut Jokowi, di tahun 1980-1985, UEA sudah lalu lalang mobil-mobil mewah, seperti BMW dan Mercedes Benz. "Kita masih naik Kijang. Income Income per kapita mereka melompat jauh," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, lanjut jokowi, ke depan negara besar tidak lagi menguasai negara kecil. Bahkan,, negara kaya tidak lagi menguasai negara miskin.

"Yang terjadi, negara cepat akan menguasai negara yang lambat," ujarnya. [kz]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita