GELORA.CO - Setelah insiden penangkapan 42 mahasiswa Papua di Surabaya yang diikuti dengan berbagai insiden di Semarang dan Malang, Gubernur Papua Lukas Enembe memberikan pernyataan resmi.
Dalam pernyataan pers, Lukas Enembe menyatakan prihatin atas insiden yang terjadi di Surabaya, Semarang, dan Malang. Pemerintah Provinsi Papua juga menghargai upaya hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan sepanjang dilakukan secara proporsional, profesional, dan berkeadilan.
"Aparat keamanan diharapkan untuk tidak melakukan pembiaran atas tindakan persekusi adan main hakim sendiri oleh sekelompok atau individu, yang dapat melukai hati masyarakat Papua. Hindari tindakan yang menimbulkan korban jiwa, kegaduhan politik, dan rasa nasionalisme sesama anak bangsa," demikian keterangan tertulis Lukas Enembe, Minggu (18/8).
Lukas menambahkan, seyogyanya insiden yang terjadi di tiga kota tersebut dapat direspons secara wajar tanpa adanya tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma-norma adat budaya maupun perundang-undangan yang berlaku.
Lebih lanjut, Lukas mengharapkan masyarakat di seluruh Indonesia agar menjaga harmoni kehidupan dan tidak melakukan hal-hal yang inkonstitusional yang dapat melukai satu sama lain mengingat Indonesia telah merdeka selama 74 tahun. Seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasisme maupun diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang dijunjung bersama.
"Ini upaya kita bersama utuk mencegah adanya insiden serupa di masa akan datang. Sekaligus merajut rasa nasionalisme, persatuan, dan kebersamaan dapat dirajut bersama," demikian keterangan tertulis Lukas.(rmol)