Gerindra Pastikan Prabowo Hadiri Kongres PDIP

Gerindra Pastikan Prabowo Hadiri Kongres PDIP

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Hubungan Partai Gerindra dengan PDI Perjuangan lagi harmonis-harmonisnya. Kabar terbaru, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dipastikan hadir dalam arena Kongres V PDIP di Bali Kamis (8/8). Kepastian itu disampaikan Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria saat dikonfirmasi kemarin.

“Sejauh ini bisa saya pastikan Pak Prabowo akan hadir di kongres PDIP di Bali,” ucap Riza kepada Jawa Pos di Jakarta kemarin (5/8). Dia mengungkapkan, surat undangan dari DPP PDIP sudah sampai di kantor DPP Gerindra. Surat pun telah disampaikan ke Prabowo. Prabowo pun telah menyanggupi untuk menghadiri undangan itu.

Riza berani memastikan bahwa rencana kedatangan Prabowo ke kongres PDIP bukanlah sinyal bahwa Gerindra merapat ke gerbong pemerintah. Momen itu sama sekali tidak terkait dengan opsi koalisi atau oposisi. “Momen itu harus dimaknai sebagai silaturahmi antara sesama tokoh bangsa. Budaya silaturahmi ini sangat bagus. Pak Prabowo dan Bu Megawati sudah memberi contoh yang baik,” tambahnya.

Dalam konteks politik, hubungan antara Megawati dan Prabowo mengalami pasang surut. Keduanya pernah bersatu menjadi pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2009. Namun, perolehan suara mereka kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu berpasangan dengan Boediono.

Pada Pilpres 2014, Mega dan Prabowo berada di posisi berseberangan. PDIP menjadi motor koalisi pengusung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, sedangkan Prabowo kembali mencalonkan diri bersama Hatta Rajasa. Selama lima tahun terakhir, Prabowo dan Gerindra menjadi motor kelompok oposisi, sedangkan Mega dan PDIP adalah motor koalisi pendukung pemerintahan.

Perseteruan itu seolah melunak setelah Pilpres 2019. Prabowo akhirnya menerima kekalahan keduanya dari Jokowi, kemudian melontarkan serangkaian sinyal-sinyal rekonsiliasi. Bertemu Jokowi di MRT, mengunjungi kediaman Megawati, dan terakhir akan menghadiri kongres PDIP di Bali.

Banyak pihak menilai sikap Prabowo itu membuka peluang bagi Partai Gerindra untuk masuk gerbong pemerintahan. Khususnya, mendapatkan posisi di kabinet pemerintahan Jokowi-Ma’ruf mendatang. Riza juga menyebut peluang itu sangat terbuka jika konsep yang ditawarkan Gerindra bisa diadopsi pemerintah.

Misalnya soal kemandirian pangan, ketahanan energi, serta konsep pertahanan keamanan. Menurut dia, pola kerja sama itu harus dilakukan untuk menghadapi tantangan pemerintahan ke depan. ”Yang pasti kami belum putuskan. Apakah berada di dalam pemerintah atau jadi oposisi,” imbuh anggota DPR tersebut.

Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo yang ikut mendampingi Prabowo bertemu Megawati pada 24 Juli lalu mengakui ada pembicaraan empat mata antara dua petinggi parpol itu. Namun, pria yang menjabat ketua Fraksi Gerindra di DPR tersebut mengaku tidak tahu persis materi pembicaraan keduanya. Sebab, pertemuan itu berlangsung tertutup.

Namun, Edhy tidak membantah bahwa Megawati telah menyampaikan undangan lisan kePrabowo untuk menghadiri kongres di Bali. Saat itulah, Prabowo langsung menjawab siap datang. ”Kalau ibu ngundang, masak saya tidak mau,” tutur Edhy menirukan pernyataan Prabowo ke Megawati.

Selebihnya, lanjut dia, pertemuan berlangsung hangat dan cair. Terkait parpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang terkesan menutup pintu ke Gerindra, Edhy mengaku tidak khawatir. Menurut dia, Gerindra tidak punya niat mengganggu keharmonisan koalisi parpol pengusung Jokowi-Ma’ruf. Pihaknya juga belum memutuskan apakah akan berada di dalam atau di luar pemerintahan. ”Silakan saja. Kan keputusan akhir ada di presiden,” tegasnya.[jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita