Gerindra Berpeluang dapat Dua Kursi Menteri Strategis

Gerindra Berpeluang dapat Dua Kursi Menteri Strategis

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pro dan kontra merebak diberbagai kalangan jelang terbentuknya Kabinet Kerja Jilid II. Adapun Partai Gerindra dinilai berpeluang masuk dalam Kabinet Kerja jilid II. Serta, menempati sedikitnya dua pos menteri strategis yang mengurus kepentingan rakyat.

Adalah kursi Menteri Pertanian dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) diprediksi bisa diisi kader Gerindra.

Hubungan baik yang kembali terjalin antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut-sebut menjadi pintu bagi Gerindra mendukung pemerintahan Jokowi-KH Ma’ruf Amin.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, Jokowi bisa saja memberikan slot menteri ke Gerindra mengingat dukungan partai itu penting untuk memperkuat pemerintahannya.

Ia mengatakan, sebagai partai besar, Gerindra memiliki kader dari kalangan profesional dan bisa saja diajukan menjadi calon menteri yang bakal mengawal kementerian strategis.

"Bisa saja kementerian yang langsung bersentuhan dengan hajat hidup rakyat. Misalnya, Menteri Pertanian, bisa membuat kita swasembada dan tak impor lagi. Bisa juga Menteri ESDM. Jadi pos menteri yang kira-kira bisa menurunkan harga bahan pokok, listrik, BBM dan sebagainya. Kementerian yang bisa mengambil keputusan menurunkan harga," kata Pangi di Jakarta, Senin (19/8/2019).

Beberapa parpol pendukung Jokowi seperti PDIP tak mempermasalahkan Gerindra bergabung ke koalisi pemerintah. Namun menurut Pangi, ini jadi sinyal buat Gerindra mempertimbangkan masuk kabinet.

Tak Kirim Kader

Disisi lain, pengamat politik Hendri Satrio menilai Ketua Umum Partai Gerindra tak akan mengirim kadernya untuk menjadi menteri dalam pemerintahan Jokowi-Ma’ruf mendatang. Ia melihat sosok eks Danjen Kopassus itu akan mengirimkan seorang profesional yang dekat dengan dirinya untuk dijadikan sebagai pembantu presiden.

"Orang yang didorong Prabowo, belum tentu dari Gerindra," kata Hendri di Jakarta, Senin (19/8/2019).

Menurut dia, alasan orang nomor satu di partai berlambang kepala Burung Garuda itu tak menunjuk anggota partainya, agar citra Gerindra tak terlihat cemong di mata seluruh pendukungnya. Sebab, tak dapat dipungkiri pendukung mereka sangat berharap bila Prabowo tak bergabung ke dalam lingkaran kekuasaan.

Ia melihat, Prabowo akan diberikan tiga kursi menteri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, prediksi itu masih bisa berubah-ubah seiring dinamika politik yang terus bergulir sebelum pelantikan presiden-wapres terpilih nanti.

"Bila perkiraan saya 2 hingga 3 kursi didapat Prabowo, hal ini tetap mengejutkan," kata Hendri.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan penyusunan Kabinet Kerja Jilid II sudah final. Adapun komposisi jabatan itu diisi 45 persen orang-orang dari kader partai politik dan 55 persen lagi dari kalangan profesional.

Jokowi menyatakan hampir semua parpol pendukungnya akan dapat jatah jabatan menteri di Kabinet Kerja Jilid II. "Soal jumlah ya dari PDIP pasti ada, PKB, Golkar, dan lain-lain," tutur Jokowi, beberapa waktu lalu.

Hati-Hati

Pengamat Politik Gun Gun Heryanto, menilai, Presiden terpilih Jokowi harus hati-hati dalam menentukan pos kabinet. Penunjukan menteri tak boleh dibaca publik sekadar menyenangkan semua pihak.

"Kalau skemanya selalu berada dalam jebakan demokrasi kolusif soal bagaimana menyenangkan semua pihak, itu menurut saya justru biasanya menjadi jebakan, mental blocking membentuk pemerintahan yang efektif," kata Gun Gun di Jakarta, Senin (19/8/2019).[ht]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita