GELORA.CO - Politikus PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, mengaku sangat prihatin dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Menurut dia, kinerja tim ekonomi Presiden Jokowi sangat buruk sehingga harus dirombak total pada periode berikutnya.
Salah satu yang dia sorot adalah Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Dia mengatakan, wacana mempertahankan Sri Mulyani tetap menjadi menteri sangat memprihatinkan.
“Tim ekonomi masih mau dipertahankan. Waduuh… Ini kepentingan yang punya uang saja diperhatikan, Eropa, Amerika, dan Singapura sana. Mempertahankan Sri Mulyani sama saja kita mempertahankan kita di bawah belenggunya rentenir itu. Itu harus di bongkar. Kita bongkar dia kok di zaman SBY,” kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/8).
Dia mengatakan, salah satu masalah besar Indonesia saat ini ketergantungan pada pinjaman. Nanti, ujung-ujungnya akan menjadi bom waktu bagi negara dan paling memprihatinkan akan menyengsarakan rakyat.
“Ketergantungan kita pada pinjam-meminjam itu sangat luar biasa. Harusnya kita ketergantungan kita kepada rakyat, yang bisa kita gali dari rakyat kita sendiri,” kata dia.
Maka itu, dia meminta agar Jokowi lebih cermat lagi mengangkat tim ekonomi pada periode keduanya. Ini karena harapan terbesar rakyat kepada Jokowi adalah kesejahteraan.
“Jadi, menurut saya, yang dikoreksi itu harusnya ekonomi kita. Biaya mencapai 5 persen itu sangat luar biasa. Berapa triliun uang kita berputar. Berapa banyak kemudian yang dihambur hamburkan oleh para koruptor. Ini bukan memalukan, ini memprihatinkan,” ucapnya.
“Ini bukan mengkritik pak Jokowi. Ini kenyataan pak. Ekonomi kita hancur, kita mati semua,” lanjutnya.
Dia mengusulkan agar orang yang diberi tanggung jawab di bidang ekonomi haruslah orang yang memiliki komitmen tinggi. Salah satunya, meningkatkan perekonomian Indonesia ke angka 7 persen.
“Artinya, ini yang dibenahi. Ini berkaitan harkat orang banyak. Ekonomi pak. Benahi semua untuk memastikan sampai ke 7 persen,” ujarnya.
Dia kemudian membeberkan bahwa sebenarnya kepentingan para elite politik mengincar jabatan hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi. Bahkan, tak sedikit dari para pejabat yang hanya memikirkan kekayaan pribadi.
“Memuakkan sebenarnya, saya di politik aja sudah muak sebenarnya. Ujung ujungnya harus ingin merampok aja kok. Ga ada urusan. Duit, kedaulatan, status itu penting (bagi mereka). Itu itu aja. Berkutat di situ situ aja kok kebidupan politik kita,” ujar dia.[ns]