Demontran Hong Kong Bentrok Dengan Polisi Di Stasiun Metro

Demontran Hong Kong Bentrok Dengan Polisi Di Stasiun Metro

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Demonstrasi damai di sebuah stasiun metro Hong Kong seketika berubah menjadi bentrokan. Kejadian ini tepat terjadi di minggu ke-11 demo anti pemerintah berlangsung.

Ratusan orang menggelar aksi dengan menduduki stasiun metro di Yuen Long pada Rabu (14/8). Aksi ini ditujukan sebagai protes serangan kekerasan yang tidak pandang bulu terhadap pengunjuk rasa yang sudah ada sejak bulan lalu.

Namun demonstrasi berubah menjadi bentrokan. Tepatnya saat sekelompok orang tak dikenal masuk ke stasiun. Mereka, yang diduga sebagai petugas keamanan, kompak mengenakan kaos putih dan menenteng tongkat dan kayu.

Kericuhan pun terjadi. Polisi yang tidak hadir sebagai penengah saat bentrokan dikritik habis-habisan.

Sementara itu di luar stasiun para demonstran juga terlibat bentrok dengan polisi. Bentrokan belangsung selama tiga jam dan berakhir pada pukul 10 malam waktu setempat.

Sebagaimana dikutip dari The Guardian, Kamis (22/8), para demonstran menggunakan strategi menyorotkan laser pointer ke ratusan polisi yang memegang dengan perisai dan senjata.

Demonstran menempatkan tempat sampah dan kerucut lalu lintas sebagai penghambat. Tetapi polisi dengan cepatnya memindahkan penghalang-penghalang tersebut.

Para demonstran yang mayoritas berpakaian hitam kemudian menyemprotkan alat pemadam kebakaran untuk membuat asap. Diikuti dengan teriakan slogan yang sering digunakan dalam protes anti-ekstradisi yang salah satunya berbunyi:

“Merebut kembali Hong Kong, revolusi zaman kita!”.

Dalam mengamankan demonstrasi ini, polisi tidak menggunakan gas air mata dan peluru karet. Tapi, polisi kedapatan menggunakan kekerasan untuk menghalau pengunjuk rasa.

Saat jumpa pers, para pengunjuk rasa yang menggunakan kaus hitam, topi, kacamata hitam, hingga syal yang menutupi wajah menyalahkan taktik polisi. Mereka menuduh pemerintah memang menginginkan adanya serangan kekerasan dari demonstran.

Gelombang protes di Hong Kong telah berlangsung sejak awal Juni lalu. Mereka RUU Ekstradisi yang kontroversial, di mana individu dapat dikirimkan ke China untuk diadili.

Tuntutan demonstran kemudian berkembang menjadi lima. Di antaranya, penarikan penuh dari ekstradisi yang sekarang ditangguhkan, pembentukan badan independen untuk menyelidiki kekerasan polisi, penghentian karakterisasi protes sebagai kerusuhan, amnesti bagi mereka yang ditangkap, dan dimulainya kembali reformasi politik.

Demonstran ingin agar pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengundurkan diri. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita