GELORA.CO - Sorotan tajam mengenai kinerja Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) KPK dilakukan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Proses seleksi yang dilakukan Yenti Garnarsih cs dianggap menyimpan agenda terselubung.
Agenda terselubung itu, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum HAM, Busyro Muqoddas, adalah upaya pelemahan lembaga anti rasuah.
"Upaya melemahkan, bahkan melumpuhkan KPK. Baik melalui berbagai teror, kriminalisasi terhadap pimpinan maupun pegawai hadir sampai hari ini," ucapnya di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).
Upaya pelemahan itu terlihat adanya beberapa nama yang memiliki catatan pernah menghambat proses penegakkan hukum oleh KPK, tidak patuh melaporkan LHKPN, hingga melakukan berbagai pelanggaran etik ketika bertugas di KPK.
Baginya, upaya menempatkan orang bermasalah untuk memimpin KPK tidak ubahnya dengan percobaan membuat drama “Cicak Versus Buaya” muncul lagi.
Kami melihat hal tersebut seakan menghadirkan kembali memori berbagai upaya pelemahan yang telah hadir, sehingga dapat disebut sebagai Cicak Vs Buaya 4.0," pungkasnya mantan komisioner KPK itu. (Rmol)