GELORA.CO - Saat Presiden Joko Widodo disibukkan dengan rencana pemindahan ibu kota RI ke Kalimantan Timur, Papua semakin memanas. Hari ini (29/08), aksi anarkis massa meledak di Kota Jayapura.
Soal anarkisme di kota Jayapura, sikap pihak Istana masih ditunggu. Praktisi sosial media Utuh Wibowo turut mempertanyakan sikap Istana terkait kerusuhan di kota Jayapura hari ini.
“Kota Jayapura, Papua Makin Memanas. Akses komunikasi telepon SMS di Kota Jayapura diblokir sejak pukul 15.30 WIT ketika massa yang berunjuk rasa mulai menuju arah Kantor Gubernur Dok II Jayapura. Jangan tanyakan Presiden kemana (Bukan urusan saya),” tulis Utuh di akun Twitter @UtuhWibowo.
Ketua Umum Pasti Indonesia, Arlex Long Wu, mendesak Presiden Jokowi untuk segera menerapkan pola yang digunakan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam penanganan Papua.
“Buka dialog penyelesaian Papua Pak! Ini semakin berlarut, semakin banyak jatuh korban! Ekonomi di Papua juga akan lumpuh! Terapkan pola Gus Dur dalam penangganan Papua! Melihat Papua tidak bisa dengan kacamata Jakarta,” tulis Arlex di akun @ArLex_Wu.
Sementara itu, politisi senior Ahmad Yani menegaskan, saat kekacauan di Papua belum diatasi, pemerintah hanya sibuk menyakinkan masyarakat tentang pindah ibu kota.
“Masalah keadilan. Kekacauan Papua belum mampu diatasi, demonstrasi masih bergejolak di mana-mana. Dengan bermodalkan power point 5 lembar dari BAPPENAS, pemerintah hanya sibuk meyakinkan masyarakat tentang pindah Ibu kota. Jakarta menuntut kompensasi dan otonomi khusus. Daerah lainpun mulai cemburu,” tulis Ahmad Yani di akun @Ayaniulva.
Politisi Demokrat Cipta Panca Laksana menilai negara “gagap” dalam menghadapi tuntutan warga Papua untuk merdeka. Dalam hal ini, Panca mengomentari aksi massa di depan Istana yang membawa bendera Bintang Kejora dan meneriakkan Papua merdeka.
“Terlihat negara gagap dalam menghadapi demo dan tuntutan orang Papua untuk merdeka. Sudah berani bawa bendera Bintang Kejora ke depan Istana,” tegas Panca di akun @panca66.
Ahmad Yani menimpali komentar @panca66 soal pengibaran Bintang Kejora di depan Istana. “Sedang dimana, yang selama ini teriak-teriak NKRI harga mati? Kok diam seribu bahasa,!!!,” tulis @Ayaniulva.
Sedang dimana, yang selama ini teriak2 NKRI harga mati? Kok diam seribu bahasa,!!! https://t.co/uIBdnWtfW5— Ahmad Yani (@Ayaniulva) August 29, 2019
Sebelumnya, Wasekjen Gerindra Andre Rosiade juga mempertanyakan sikap Istana terkait pengibaran Bintang Kejora di depan Istana. Andre meminta Jokowi fokus menyelesaikan Papua, jangan hanya sibuk mengurus ibu kota baru.
“Pak @jokowi. Kami rakyat Indonesia sudah menyaksikan Bendera Bintang Kejora dikibarkan di depan Istana dan juga depan Mabes AD. Bahkan kita juga menyaksikan tuntutan permintaan Referendum. Saya ingatkan pak @jokowi tolong Fokus mengenai Papua. Jangan hanya sibuk urus Ibu Kota baru,” tulis Andre di akun @andre_rosiade.
Terkait pengibaran bendera Bintang Kejora di seberang Istana, Kopolri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan Polda Metro Jaya untuk mengusut kasus pengibaran Bendera Bintang Kejora saat unjuk rasa mahasiswa di seberang Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat (28/08).
Di sisi lain, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah saat ini tidak ingin emosi sesaat untuk menghadapi pengibaran Bintang Kejora itu. "Kalau kita itu bermain di batas psikologi. Jadi kita juga harus ukur dengan baik. Kita juga enggak boleh emosional," kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko, jika pemerintah melakukan aksi balasan maka akan semakin tidak kondusif. Agar tidak terjadi provokasi seperti apa yang diharapkan pihak lain. [ito]