GELORA.CO - Tokoh bangsa Rachmawati Soekarnoputri tidak mampu membendung air mata saat membahas filosofi Pancasila yang saat ini menurutnya telah ternodai.
Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu menjadi pembicara pada pertemuan silaturahmi sejumlah tokoh nasional yang dihelat di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (12/8).
Dalam kesempatan dialog Pancasila, Mbak Rachma yang merupakan putri Bung Karno itu menyampaikan bahwa Pancasila merupakan filosofi grondslag, tidak hanya sebagai slogan tapi harus mengetahui dua fungsi.
"Pertama adalah leitstar yang dinamis sebagai bintang pemimpin yang menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Landasan kedua sebagai meja statis. Jadi ini tidak bisa berubah-ubah, Pancasila harga mati," ujar Mbak Rachma.
Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) dan Universitas Bung Karno (UBK) ini mengatakan, kedua fungsi tersebut bisa diciptakan dengan UUD 1945 sebagai landasan struktur riil.
Pancasila dan UUD 45 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh apapun.
"Saya memberikan satu pesan harapan agar Pancasila dapat tegak di republik ini, harus digandeng kembali dengan UUD 45. Artinya saya mengharapkan Pak Menhan dan Pak Try, (Rachma nangis) kembali. Kita harus kembali ke UUD 45. Wassalamualaikum," ucap Mbak Rachma sambil mengangis lagi.
Selain Rachmawati Soekarnoputri, silaturahmi yang dibalut dalam dialog bertajuk "Pancasila Perekat Kita, Satu Nusa Satu Bangsa" ini banyak dihadiri tokoh, seperti Wakil Presiden Try Sutrisno, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng KH. Salahuddin Wahid. (Rmol)