Oleh: Asyari Usman (wartawan senior)
Sebenarnya malas buang waktu hanya membicarakan Zeng Wei Jian (ZWJ). Tapi, karena cara jilat sana jilat sini (dia bilang orang lain, sikat sana sikat sini) yang dilakukan beliau ini, terprovokasi juga jadinya.
Saya coba menghindar. Tapi, ZWJ kayaknya sangat terobsesi oleh sesuatu yang dia hayal-hayalkan sendiri. Obsessive. Being obsessed by something that doesn’t exist, at all. Poros 3. Entah siapa itu Poros 3. Jadi, dia harus dibangunkan dari mimpinya tentang Poros 3.
Bolak-balik Poros 3. Dan hampir tiap hari dia mencoba melabelkan itu ke para penulis oposisi yang tidak mau membebek ke manuver rekonsiliasi atau manuver koalisi. Menurut hemat saya, ZWJ punya beban yang terlalu berat untuk dia kerjakan sendiri. He needs to share the burden of buzzering his masters by sharing the task with whoever they’re.
Beban berat itu kelihatannya membuat Zeng banyak error. Ngawur ngibul, ngalor ngidul. Puja sana, puji sini. Bekas jilatan ada di mana-mana. Bukan jilatan bisa. Jilatan TSM. Jilatan konseptual dan juga kontraktual.
But, frankly speaking, ZWJ harus bagi-bagi juga rezeki dengan orang lain. Supaya tidak hectic sendirian. Hectic tends to lead you being erratic. Hektik itu cenderung membuat Anda berpikir eror.
Jadi, kalau sedang banyak kerjaan menjilat, bagi-bagilah ke orang lain. Jangan digarap sendirian. Capek ‘kan Anda.
Kembali ke Poros 3. Di beberapa tulisan awal ZWJ tentang kerusuhan 21-22 Mei, dia menyebut Poros 3 dengan merujuk ke dalang besar tingkat tinggi. Waktu itu, dia deskripsikan ada orang kuat yang ingin menghadang Jokowi dan Prabowo sekaligus. Orang itu anti-Jokowi tapi tidak pro-Prabowo.
Tetapi, teori Poros 3 dengan aktor intelektual tinggi itu sampai detik ini belum terbukti. Ini tampaknya yang membuat Zeng pusing sendiri. Kok tak muncul atau diungkapkan siapa orangnya.
Walhasil, ZWJ mulai mencari pihak lain yang mau dia label sebagai Poros 3. Cari punya cari, Zeng melihat para penulis oposisi cocok untuk dicap Poros 3 hayalan itu. Cuma, Zeng lupa bahwa para penulis oposisi adalah para relawan yang tak terikat “payroll contract”. Mereka adalah penulis tanpa bayar.
Tuduh sana, tuduh sini. Itulah yang dilakukan ZWJ. Ini tentunya sangat berbahaya. Ini adalah bentuk “smear campaign” terhadap para relawan penulis. Saya dengar, mereka akan meminta pertanggungjawaban Zeng Wei “Kenken” Jian tentang labelisasi yang dia timpakan ke para penulis independen itu.
Zeng harus menjelaskan labelisasi Poros 3 itu agar tidak semakin liar. Sebab, labelisasi tsb bisa dikategorikan sebagai penghinaan, pencemaran nama baik atau bahkan perbuatan yang tak menyenangkan.
Semoga ZWJ tidak melanjutkan labelisasi dan cerita Poros 3 secara serampangan. (*)