GELORA.CO - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendorong terjadinya rekonsiliasi total dalam konstelasi politik nasional. Terkait hal itu, dia juga setuju dengan pembebasan sejumlah pendukung Prabowo-Sandiaga dari jerat hukum.
"Kalau saya mengusulkan rekonsiliasi total atau konflik berkepanjangan. Cuma dua itu. Rekonsiliasi total dalam perspektif ini Presiden harus berani melacak akar dari konflik dua calon kemarin yang sebenarnya sudah dimulai di DKI," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Menurut dia, rekonsiliasi tidak cukup jika didasari konflik saat Pilpres 2019 saja. Dia menilai akar persoalannya sudah dimulai sejak Pilkada DKI Jakarta 2012, saat Jokowi bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mencalonkan diri dan kemudian menang. Setelahnya, konflik juga terjadi kembali pada kasus penistaan agama yang menyeret eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sampai akhirnya berlanjut pada Pilpres 2019.
"Ini rekonsiliasi mau dilihat berapa luas. Rekonsiliasi itu pengertiannya adalah kita meletakkan kembali akar konflik kita seberapa luas dan seberapa jauh kita yang mumutuskan. Kalau akar konflik dianggap dari kasus Ahok dulu, iya sudah itu termasuk di dalamnya. Silakan saja itu semua ada konsekuensinya," ujar Fahri.
Fahri juga tak mempermasalahkan terkait syarat terwujudnya rekonsiliasi yang diajukan kubu Prabowo, yakni kepulangan Habib Rizieq Shihab ke tanah air. Dia juga tidak mempersoalkan persyaratan lain, yakni pembebasan para pendukung Prabowo-Sandiaga yang selama ini ditahan karena terjerat kasus hukum. [ts]