GELORA.CO - Direktur Survei and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menilai wajar jika Partai Gerindra dan calon presiden 2019, Prabowo Subianto hendak dipinang Presiden Joko Widodo untuk membantu pemerintahan.
Hal itu tak lepas dari perolehan suara Partai Gerindra yang bertengger di posisi ke dua di Pileg 2019 kemarin.
"Ada 45% pendukung Prabowo-Sandi yang tidak memilih Jokowi-Maruf. Wajar jika Gerindra diajak bergabung," kata Igor kepada Kantor Berita RMOL, Rabu (3/7).
Kendati demikian, keinginan bergabungnya partai oposisi ini akan menyulitkan Jokowi lantaran mayoritas pendukung Prabowo tak ingin berada di lingkaran kekuasaan.
Hal inilah yang dinilai Igor menjadi pekerjaan besar Jokowi jika menginginkan sumbangsih Prabowo dan Gerindra di pemerintahan 2019-2024.
"Inilah tantangan Jokowi sekarang, yaitu bisa mewujudkan berada di semua golongan sebagai legacy terakhir masa kepemimpinannya sampai 2024," tegasnya.
Tak hanya itu, sosok Ketum Gerindra yang sudah memiliki tempat tersendiri bagi para pendukung juga tak akan memudahkan koalisi pemerintah untuk menggandeng Prabowo, termasuk iming-iming jabatan untuk mantan Danjen Kopassus itu.
"Prabowo Subianto adalah tokoh nasional yang paling berpengaruh saat ini. Tidak ada jabatan yang layak bisa diberikan, kecuali itu atas dasar kesepakatan Jokowi dan Prabowo," jelas Igor.
Ia menyadari banyak elite Gerindra yang menginginkan program Prabowo-Sandi saat kampanye Pilpres 2019 diakomodir oleh presiden terpilih. Namun demikian, hal itu tak serta merta harus diwujudkan dengan bergabung ke dalam kekuasaan petahana.
"Program Prabowo-Sandi bisa di luar atau di dalam pemerintahan. Tergantung dari makna rekonsiliasi nanti dalam pertemuan Jokowi dan Prabowo dalam waktu dekat," tandasnya. [rmol]