GELORA.CO - Kekecewaan atas pertemuan Presiden Jokowi dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dilontarkan sejumlah pihak. Politikus PDIP Charles Honoris menilai mereka yang tak suka dengan pertemuan itu adalah kelompok anti-Pancasia.
"Rekonsiliasi yang dilakukan Pak Jokowi dan Pak Prabowo adalah bentuk nyata sikap dua negarawan, sehingga patut dicontoh oleh pendukung masing-masing di akar rumput," kata Charles kepada wartawan, Minggu (14/7/2019).
Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo, kata Charles, telah melampaui kepentingan politik praktis, seperti keputusan koalisi atau oposisi sekalipun. Mereka, dia melanjutkan, hanya ingin rakyat Indonesia kembali bersatu, tidak ada lagi cebong dan kampret pasca-polarisasi yang tajam dalam Pilpres 2019.
"Oleh karenanya, jika ada pihak-pihak yang tidak suka dengan rekonsiliasi dua negarawan tersebut, berarti mereka anti-Persatuan Indonesia dan anti-Pancasila. Dengan kata lain, mereka hanyalah orang-orang yang ingin dan senang kalau Indonesia rusak dan terus terbelah, agar kepentingan jangka pendek mereka tercapai," ulas Wakil Rakyat dari dapil DKI III.
Menurut Charles, patut dicurigai juga ada ideologi trans-nasional yang bermain di balik pihak-pihak yang tidak suka dengan rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo. Sebab, masih kata Charles, siapapun yang masih mencintai Indonesia dengan segala ke-bhinekaan-nya, pastilah setuju dengan semangat Persatuan Indonesia yang diserukan Jokowi dan Prabowo.
"Pada akhirnya, marilah kita segenap anak bangsa jangan pernah lelah untuk mencintai Indonesia, dengan terus bekerja dan bergotong-royong membangun bangsa. Sebaliknya, kita harus terus waspada terhadap kekuatan-kekuatan yang ingin merongrong dan merusak NKRI. Indonesia tidak boleh kalah dengan kekuatan-kekuatan anti-Pancasila dalam bentuk apapun," pungkasnya.[dtk]