GELORA.CO - Pertemuan dengan presiden terpilih Joko Widodo merupakan bukti bahwa Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memiliki jiwa ksatria. Rival Jokowi di Pilpres 2019 itu selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.
“Beliau tidak ingin persatuan dan kesatuan bangsa ini retak,” tegas politisi PKS, Aboe Bakar Al Habsyi dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/7).
Aboe mengingatkan kepada pendukung Prabowo bahwa dalam pertemuan itu mantan Danjen Kopassus tesebut sebatas menyampaikan “selamat bekerja” untuk Joko Widodo di periode kedua. Namun demikian, Prabowo tidak mengucapkan selamat untuk kemenangan mantan walikota Solo tersebut.
“Kenapa yang disampaikan kok bukan “selamat atas kemenangan dalam pemilu” tentunya ini juga sebuah sinyal yang beliau berikan atas proses pemilu di tahun 2019,” tanya.
Sebagai partai koalisi, PKS menghormati apapun keputusan yang diambil Prabowo. Terlebih, Koalisi Indonesia Adil dan Makmur secara resmi sudah dibubarkan pada Jumat 28 Juni 2019 yang lalu.
“Tentunya pasca pembubaran tersebut, semua partai memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dalam pemerintahan ke depan,” tegasnya.
Meski begitu, Aboe mengingatkan bahwa partai-partai pendukung Prabowo-Sandi memiliki beban moral untuk mengawal aspirasi dari 68 juta suara yang diperoleh.
“PKS memiliki komitmen untuk menjaga dinamika demokrasi agar tidak mati. Oleh karenanya, pilihan sebagai oposisi adalah salah satu pilihan logis untuk menjaga fungsi check and balance dalam menjalankan pemerintahan,” pungkasnya. [md]