GELORA.CO - Partai Gerindra tengah melakukan konsolidasi internal sebelum memutuskan apakah akan bergabung dengan koalisi pemerintah atau tidak. Selain itu, Gerindra juga tengah menyiapkan konsep strategis sebagai dasar berkoalisi dengan kubu Jokowi-Ma'ruf Amin.
Konsep tersebut meliputi aspek ketahanan pangan, energi dan sumber daya alam. Jika konsep ini disepakati kedua belah pihak, maka Gerindra bukan tidak mungkin akan gabung ke koalisi Jokowi.
Menanggapi hal itu, Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga menjelaskan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memang memiliki kedekatan yang tidak biasa secara personal maupun kepartaian.
"PDIP dengan Gerindra, kami harus jujur mengakui hubungan antara PDIP dengan Gerindra itu, Ketua Umum kami dengan Pak Prabowo itu tidak bisa dipungkiri, sangat dekat," kata Eriko di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/7).
"Bahkan kalau kita lihat di Asian Games bagaimana di tengah perbedaan itu, beliau sendiri yang menyambut Bu Megawati Soekarnoputri. Bahkan mengganti pakaiannya dengan pakaian pendekar pencak silat, itu kan bukan suatu hal yang dilihat sederhana begitu saja," imbuhnya.
Sehingga, lanjut Eriko, bisa saja kedekatan emosional tersebut yang membuat PDIP terbuka menerima Gerindra. Namun, kata Eriko, konsep yang disiapkan Gerindra tentunya harus sejalan dengan visi misi Presiden Jokowi.
Selain itu, PDIP menegaskan keputusan akhir tetap berada di tangan Jokowi.
"Soal konsep di kabinet itu hak prerogatif presiden. Tentunya kalau kami diminta masukan, kami tentu akan memberikan. Nah apakah dalam hal ini dalam kabinet nanti ada kerjasama dengan pihak Gerindra itu adalah hak daripada Presiden Jokowi," papar Eriko.
Tak hanya kerja sama di kabinet, Eriko mengatakan implementasi koalisi dengan Gerindra bisa juga di parlemen. Misalnya, dalam penggodokan paket pimpinan MPR. Namun, lagi-lagi, hal ini harus dibicarakan dengan anggota koalisi Jokowi-Ma'ruf yang lain. [km]