GELORA.CO - Kondisi kejiawaan SM (52), wanita yang membawa anjingnya ke dalam Masjid Al-Munawaroh di kawasan Sentul City, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mulai stabil.
"Kondisi (SM) sudah mulai tenang ya, mulai stabil. Ya seperti pasien lainnya. Mungkin karena kondisi di sini tenang tidak ada gangguan," kata Kasubag Hukum dan Organisasi Masyarakat RS Marzoeki Mahdi (RSMM) Kota Bogor Prahardian Priatama, Selasa (9/7/2019).
Dian menambahkan, bahwa SM juga sudah dapat mengikuti berbagai kegiatan di rumah sakit mulai dari olahraga hingga hiburan karoke untuk pasien.
"Kemaren saya datang malem, lagi ada ada hiburan karoke. Banyak sih kegiatan di sini, pagi itu keliling rumah sakit olahraga sama pasien lain. Terus juga ada hiburan pengajian, nyanyi banyak lah," papar Dian.
Di sisi lain, Dian menyebut tidak ada yang boleh menjenguk SM kecuali suaminya. Hal itu agar terapi penyembuhan yang dijalani SM tidak terganggu.
"Yang boleh masuk cuma suaminya, pasien yang lain juga sama seperti itu aturannya. Jadi tidak boleh ramai-ramai gitu datang ngejenguk, karena itu juga bisa mengganggu penyembuhannya ya," jelas Dian.
Dian pun belum mengetahui pasti sampai kapan penyembuhan terhadap SM berlangsung. Pihaknya masih menunggu kabar lebih lanjut dari kepolisian.
"Belum tahu ya (sampai kapan). Tapi polisi masih ada yang jaga, kalau siang gini lima orang kalau malem empat orang. Kalau kita sih hanya sebatas treatmen pengobatan sama peratawan aja sih," tandasnya.
Sebelumnya, beredar di video viral di media sosial seorang wanita yang membawa anjing ke dalam masjid pada Minggu (30/6/2019) siang. Selain membawa anjing, wanita tersebut juga marah-marah tanpa sebab yang jelas kepada jemaah masjid.
Alhasil, para jemaah di lokasi pun geram dan berusaha mengusir wanita berbaju putih dengan kacamata hitam itu ke luar. Bukannya sadar atas perilakunya, wanita itu justru semakin meradang hingga sempat cekcok dengan jemaah masjid.
Setelah diamankan polisi dan dilakukan pemeriksaan intensif, SM diketahui memiliki gangguan kejiwaan yakmi tipe skizofrenia, skizoagektif dan paranoid.
Dadang Wihana mengatakan kebijakan memisahkan parkir kendaraan roda dua antara pria dan wanita merupakan program yang sudah lama diterapkan di Kota dengan semboyan friendly city tersebut.
Menurutnya, hal tersebut sebagai sebuah sikap untuk menghormati kaum perempuan.
"Dalam rangka pengarusutamaan gender dan kepedulian terhadap perempuan," ujar Dadang.
Ia mengatakan program tersebut bersifat imbauan semata, dan tidak ada hubungannya dengan wacana Perda syariah yang sempat ramai belakangan.
"Program itu sudah lama ada," katanya. [sc]