Kacau! Neraca Dagang Semester I-2019 Terparah di Era Jokowi

Kacau! Neraca Dagang Semester I-2019 Terparah di Era Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Memang benar, neraca perdagangan Indonesia pada bulan Juni 2019 masih membukukan surplus sebesar US$ 200 juta.

Akan tetapi jika ditarik sepanjang semester I-2019, neraca dagang Indonesia masih tercatat defisit sebesar US$ 1,93 miliar. Bahkan itu merupakan defisit perdagangan semester I yang paling parah sejak tahun 2013 atau dalam enam tahun terakhir.

Harga komoditas tak bosan-bosan menjadi penyebab keruntuhan kinerja ekspor Indonesia. Berdasarkan keterangan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, harga batu bara sepanjang tahun 2019 anjlok hingga 30%.

Hal itu menyebabkan nilai ekspor bahan bakar mineral HS 27 (yang sebagian besar adalah batu bara) sepanjang semester I-2019 turun hingga 6,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Padahal Suhariyanto menyebut bahwa volume ekspor golongan barang tersebut masih tercatat naik.

Diketahui golongan barang HS 27 menyumbang 15,33% dari total ekspor nonmigas Indonesia sepanjang semester I-2019.

Sama halnya dengan komoditas minyak sawit dimana harganya juga masih berada dalam tren penurunan.

Berdasarkan data Revinitif, harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) acuan di Malaysia sepanjang semester I-2019 turun hingga 8,02%. 

Hal itu menyebabkan nilai ekspor minyak nabati HS 15 (yang sebagian besar adalah minyak sawit) pada semester I-2019 anjlok hingga 18,13% dibanding semester I-2018.

Golongan barang HS 15 menyumbang 10,89% dari total ekspor nonmigas Indonesia.

Jika digabung, ekspor HS 27 dan HS 15 merupakan lebih dari seperempat ekspor nonmigas, yang tentu akan sangat mempengaruhi keseluruhan ekspor.

Alhasil, total ekspor sepanjang semester I-2019 hanya sebesar US$ 80,31 miliar, atau turun 8,58% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Sayangnya, penurunan impor pada semester I-2019 hanya sebesar 7,63% YoY, yang mana tentu saja akan berdampak pada pembengkakan defisit neraca perdagangan RI.

Bila tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin Indonesia akan kembali mencetak rekor defisit neraca perdagangan di akhir tahun 2019. Sebagai informasi, pada tahun 2018 neraca dagang RI mengalami defisit US$ 8,7 miliar atau yang terparah sepanjang sejarah kemerdekaan. [cb]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita