GELORA.CO - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut pilihan menjadi oposisi bagi pemerintahan, bukan opsi yang buruk untuk dijalani partai politik. Partai politik bisa mendapat keuntungan berupa penguatan elektabilitas ketika mengambil opsi menjadi oposisi.
"Kalau sikap oposisi diterima rakyat, oposisi menjadi aspirasi rakyat, maka oposisi berhasil menaikkan citra partai. Mereka punya potensi untuk menang di pemilu," kata Pangi saat dihubungi, Rabu (3/7).
Direktur Eksekutif Voxpol Center itu mengatakan, partai yang ingin menjadi oposisi bisa meniru langkah PDIP. Ketika pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), PDIP lantang bersuara mengkritik kebijakan pemerintah.
"Mereka menolak kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dan menolak kebijakan pemerintah yang strategis," lanjut Pangi.
Aksi penolakan itu, ucap Pangi, disukai oleh publik. Partai berlambang Banteng itu mendapat simpati besar publik atas konsistensi mengkritik pemerintah. PDIP mendapat ganjaran sepadan ketika bertindak sebagai oposisi pemerintahan. Suara partai meningkat pesat di Pemilu 2014.
"Mereka (PDIP) menjadi pemenang pemilu 2014 dan bisa mengantarkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden. PDIP dianggap sukses memainkan peran oposisi itu," ucap dia.
Sebab itu, kata Pangi, partai politik yang mendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tidak perlu berkecil hati setelah gelaran Pilpres 2019 berakhir. Koalisi partai dari Prabowo - Sandiaga bisa memikirkan opsi menjadi oposisi ketimbang merapat ke kubu pemerintah yakni Jokowi - Ma'ruf.
"Oposisi keniscayaan dalam demokrasi. Itu untuk kekuatan penyeimbang. Selain itu agar tidak terjadi dominasi," pungkas dia. [jn]