Oleh: DR. Nursobah
(Pengamat Kebijakan Publik)
Anies Gubernur Jakarta yang memilih menjadi outsider Jokowi pasca Pilpres 2014. Ia adalah timses utama karena menjadi jubir saat kontestasi. Bahkan sempat sebagai Mendikbud dibawah Jokowi. Itulah politik. Kawan dan lawan tak akan selamanya. Ini sepertinya diyakini Anies sebagai sesuatu yang lumrah.
2017 adalah 3 tahun pasca merasakan menjadi menterinya Jokowi sekaligus penantang baru untuk Ahok di Ibukota. Ia terlihat sabar merintis jalan kekuasaan sembari terus meraih dukungan meski step by step. Angka enam persen di awal pencalonan meledak menjadi 57,8 persen saat pemilihan putaran kedua. Yah...ini sesuai dengan prediksi bahwa untuk ibukota tak mungkin sekali terpilih. Sebab banyaknya calon mempersulit capaian 50 plus 1 syarat keterpilihan.
Apa hubungannya Surya Paloh dan Anies sekarang memang tak ada. Tapi dulu mereka memiliki kesamaan dalam team Jokowi 2014. Meski tidak bulat dan utuh. Prinsip saling berbagi dan berkolaborasi tentu sudah saling merasakan. Anies adalah jubir Jokowi, Paloh penyokong utama via Media Indonesia dan Metro TV. Tak bisa dipungkiri, satu hingga seratus kebijakan pernah saling dukung dan support. Nah... sekarang ada apa dengan dukungan Paloh untuk pencapresan Anies. Ini menjadi menarik karena beberapa alasan.
Satu. Anies adalah gubernur sekaligus tokoh potensial Indonesia di mata Paloh. Dahsyatnya Anies sudah terlihat melebihi Ridwan Kamil (RK). Apalagi APBD DKI 100 trilyun sangat menjanjikan untuk terus digarap dan diajak kolaborasi membangun Jakarta. Dan Paloh adalah pengusaha yang sukses bersama James Riyadi sebagai foundingfather-nya Metro TV. Dan derivasi usahanya Paloh.
Gaungnya pertemuan diantara mereka awalnya hanya sebatas pengalihan meet up nya Jokowi Mega dan Prabowo. Meski tak semenarik pertemuan kepala negara dan rivalnya Prabowo justru sowannya Paloh ke Anies semakin enak dikunyah dan dibicarakan. Apalagi pasca munculnya kembali kasus bus Transjakarta ke publik.
Semua mafhum, bahwa Paloh memegang kejaksaan dan nyaris semua institusi hukum adalah gerbong Paloh.
Mungkinkah Paloh sedang memainkan peran 2024? Siapa yang dibidik Anies atau Paloh sendiri?
Jika melihat usia. Tak kuat Paloh sendirian turun gelanggang. Apalagi Anies saat ini bagaikan rising star ketimbang Ahok. Kemunculan Ahok yang prematur pasca bebas dirasa tak cukup kuat menghadang Anies. Adapun Jokowi adalah tokoh usang yang mesti segera digantikan. Apalagi citra sederhananya sudah redup di mata milenial. Peran bapak gubernur ibukota seperti Anies sangat potensial ketimbang RK yang APBD Jawa Barat nya tak menarik bagi Paloh. Disini Paloh sedang memainkan diri sebagai play maker. Agar Mega dan Jokowi tidak jumawa atas koalisinya. Maka Paloh telah mencuri perhatian publik secara kontroversial dengan tetiba muncul lagi kasus Transjakarta 2013. Siapa gubernur dan wakilnya saat itu. Tentu telah menjadi pesan yang ingin dikonfrontir kepada publik sekaligus Jokowi - Ahok dan Mega. You can not left me because I know what do you do for Jakarta before.
Antara Paloh dan Jakarta juga Anies. Apa yang akan dipertontonkan?
Saksikan terus kinerja mereka. Minimal hingga 2022 menjelang Pilgub Jakarta. Akankah Anies welcome dengan tawaran Paloh.
Akankah Anies lolos periode kedua bersama Paloh untuk pimpin Jakarta. Atau ada skenario lain yang ingin dimainkan 2 tokoh ini dalam turut serta kendalikan Jakarta dan Indonesia. Hanya mereka yang tahu kemana bangsa ini akan dibawa.
Selamat menikmati sajian demokrasi Indonesia yang semakin gurih untuk diobrolin bersama secangkir kopi...
See you friend...
I am waiting you here.