GELORA.CO - Keinginan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk menggunakan bus listrik demi mengurangi polusi udara direspon Direktur Eksekutif Jakarta Public Service (JPS), M Syaiful Jihad.
Jika hal ini terealisasi, Syaiful menyarankan agar Anies menggunakan bus listrik buatan lokal untuk digunakan sebagai bus Transjakarta.
"Kalau bus listrik buatan lokal dengan kualitas lebih bagus, kenapa harus mencoba-coba buatan Tiongkok," kata M Syaiful Jihad dilansir Kantor Berita RMOLJakarta, Minggu (28/7).
Ia menjelaskan, bus listrik buatan lokal yang bisa digunakan antara lain produksi PT Mobil Anak Bangsa (MAB). Rencananya, bus listrik yang dinamakan Maxvel tersebut siap diproduksi massal. Harga satu unit bus listrik lokal diprediksi lebih dari Rp 5 miliar dengan komponen lokal mencapai 60 persen.
Penggunaan bus listrik ini pun diakui Syaiful akan menjadi terobosan cerdas guna memperbaiki kualitas udara Ibu Kota. Sebab dengan pemakaian bus listrik bisa mengurangi emisi sebesar 30 persen.
Efisiensi dari segi bahan bakar juga diklaim lebih memangkas biaya 50 persen dari kendaraan berbahan bakar minyak (BBM).
Kualitas udara di Jakarta belakangan ini memang menjadi sorotan. Pasalnya, berdasarkan pemantauan AirVisual, kualitas udara ibukota beberapa kali menjadi yang terburuk di dunia.
Langkah Anies yang hendak mencoba bus listrik ini pun mendapat perhatian dari pihak Istana Negara. Deputi I Kantor Staf Presiden Darmawan Prasodjo berujar, pemerintah pusat mendorong energi terbarukan di Indonesia untuk penyediaan tenaga listrik dengan mengurangi pemakaian batu bara sekitar 58 persen.
"Ini terkait dengan komitmen sebesar 23 persen pemakaian energi terbarukan yang tengah dituju," kata Darmawan.
PT Transjakarta akan memiliki bus listrik yang beroperasi di rute Transjakarta. Bus listrik yang akan diuji coba yakni MAB dan BYD.
MAB (Mobil Anak Bangsa) merupakan produk lokal, sedangkan BYD merek asal Tiongkok.
Nantinya, bus-bus tersebut tidak akan langsung dibeli oleh Transjakarta melainkan dengan sistem sewa per kilometer dari operator bus yang memiliki bus-bus listrik tersebut.
"Jadi perlu dipahami, bukan berarti Transjakarta membeli armada (bus listrik). Armada bus akan dioperasikan mitra operator," kata Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Agung Wicaksono. [rmol]