GELORA.CO - Sosok Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin mantan pasukan pengamanan presiden (Paspampres) Presiden Soeharto, bisa kamu lihat dari biografinya berikut ini
Dari biografi Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, pria kelahiran Makassar, 30 Oktober 1952, ini sempat menduduki sejumlah posisi penting di TNI
Dilihat dari biografinya yang tertulis di Wikipedia, karier Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin di pemerintahan juga cukup gemilang
Dalam buku yang berjudul 'Warisan (daripada) Soeharto' penerbit Kompas tahun 2008, Sjafrie Sjamsoeddin memiliki pengalaman yang cukup menegangkan saat ia menjadi Paspampres Soeharto.
Jenderal TNI ini pernah nyaris adu tembak dengan pengawal pribadi perdana menteri Israel saat presiden Soeharto berkunjung ke New York, Amerika Serikat
Seperti apa sosok Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin yang berani bersitegang dengan pengawal PM Israel itu?
Dilansir dari Wikipedia, Sjafrie Sjamsoeddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 30 Oktober 1952
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Indonesia dari 6 Januari 2010 hingga 20 Oktober 2014.
Ia juga pernah menjadi mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, kedua jabatan itu tetap ia rangkap dari April 2005.
Ia sebelumnya juga menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI tahun 2002–2005.
Riwayat jabatan
- Komandan Peleton Grup 1 Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha)
- Komandan Nanggala X Timor-Timur (1976)
- Komandan Nanggala XXI Aceh (1987)
- Komandan Tim Maleo Irian Jaya (1987)
- Satgas Kopassus Timor Timur (1990)
- Komandan Grup A Paspampres
- Danrem-061/Surya Kencana (1995)
- Kasgartap-1 Ibu kota (1996)
- Kasdam Jaya (1996)
Telah disebutkan diatas, Sjafrie Sjamsoeddin memiliki pengalaman yang cukup menegangkan saat ia menjadi Paspampres Soeharto
Dalam buku 'Warisan (daripada) Soeharto', Sjafrie Sjamsoeddin dikisahkan pernah saling todong senjata dengan pengawal pribadi perdana menteri Israel
Pada 22 Oktober 1995, presiden Soeharto menginap di hotel Waldorf Towers lantai 41 di kamar presidential suite untuk menghadiri acara PBB di sana.
Saat itu Soeharto menjabat sebagai ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI), merupakan posisi yang sangat berpengaruh bagi anggota-anggotanya yang mayoritas negara Timur Tengah.
Karena alasan itulah Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap.
Rabin dengan 4 pengawalnya yang berasal dari Mossad (Pasukan Khusus Israel) kemudian datang untuk menyampaikan kemauannya bertemu Soeharto.
Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta terkesan arogan, sehingga Yitzak Rabin beserta 4 pengawalnya dicegat oleh Paspampres Soeharto sebelum masuk lift
Terlebih saat itu Soeharto sedang menerima kunjungan presiden Sri Lanka
Salah satu personel Paspampres yang terlibat saat itu adalah Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin.
Setelah mengutarakan niatnya, Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie menemui Soeharto
Saat hendak memasuki lift terjadilah 'insiden kecil' yang cukup menegangkan.
Para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan para personel Paspampres lainnya
Karena para pengawal Perdana menteri Israel itu menaruh kecurigaan pada Paspampres, sehingga mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres lain
Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan presiden Soeharto.
Terjadi adu mulut antara Sjafrie dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad itu, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.
Dengan gerakan refleks sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya
Dia hendak menempelkan moncong senapan mungil tapi mematikan itu ke perut Sjafrie dan leher Sjafrie juga dicengkeram dengan keras.
Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal itu
Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Perdana Menteri Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing
"Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahan dan arogansinya.
Keadaan kembali mereda setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.
Hampir saja terjadi adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel saat itu
Alhasil, Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mau mentaati protokol kemanan Paspampres.
Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto meskipun Yitzak Rabin harus rela menunggu 15 menit. [tn]