Sebelum Ekonomi Rontok, RR Pernah Ingatkan Jokowi Dampak <i>Austerity</i> Sri Mulyani

Sebelum Ekonomi Rontok, RR Pernah Ingatkan Jokowi Dampak Austerity Sri Mulyani

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Peringatan dini kepada Presiden Joko Widodo agar ekonomi tidak gonjang-ganjing sudah pernah disampaikan ekonom senior DR Rizal Ramli. Bahkan hal tersebut disampaikan pada 3,5 tahun lalu.

Kepada Jokowi, Rizal Ramli mengingatkan bahwa kebijakan austerity atau pengetatan anggaran yang dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani kuno. Kebijakan ekonomi makro super konservatif itu hanya akan membuat senang kreditor utang dan investor asing.

Sementara akibat yang diterima masyarakat atas kebijakan menteri yang mendapat gelar terbaik di dunia itu, kata RR, adalah pertumbuhan ekonomi yang stagnan di angka lima persen. Selain itu, daya beli masyarakat akan anjlok dan berpengaruh pada harga aset yang yang rontok 

Ramalan RR terbukti benar. Tercatat hingga kini, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa menembus angka 6 persen. Sementara daya beli masyarakat mengalami penurunan. 

Dampaknya, perusahaan sekelas Giant segera tutup dan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan. Tidak hanya itu, PT Krakatau Steel sebagai perusahaan plat merah pengolah baja juga harus melakukan restrukturisasi ribuan karyawan.

“Hari ini sektor retail rontok, Giant tutup PHK, Krakatau Steel PHK. Investor China pesta karena asset price anjlok. Terjadi pergantian pola kepemilikan. Jokowi dikibuli,” tegas Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, Senin (24/6).

Dia juga mengingatkan Jokowi untuk tidak menyangkal penurunan daya beli dengan menyebut masyarakat pindah belanja ke sektor daring. Bagi RR, sektor daring tanah air kini tidak lebih memprihatinkan. Sebab, 70 persen aplikasi jual beli online yang ada sebatas menjadi alat pemasaran produk-produk impor.

“Jika nanti sektor retail dan online dikuasai asing, maka komplitlah ketergantungan impor menjadi permanen,” pungkasnya. [md]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita