GELORA.CO - Pasca gelaran Pemilihan Presiden 2019 dan hasil sidang Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pilpres, suhu politik Bangsa Indonesia diprediksi tak akan berubah signifikan.
Hal itu berdasarkan pandangan Direktur Eksekutif Center for Social, Political, Economic, and Law Studies (CESPELS), Ubedilah Badrun.
"Kondisi sosial politik tensinya akan tetap naik turun seiring belum hilangnya keterbelahan masyarakat akibat undang-undang politik dan sistem Pemilu yang sangat liberalistik," kata Ubedilah, Sabtu (29/6).
Belakangan, banya pihak yang menilai bahwa rekonsiliasi antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto bisa meredam ketegangan politik. Namun demikian, ia tak yakin jika pertemuan keduanya akan mendinginkan suhu politik yang sudah terlanjur panas.
Dijelaskan, pertemuan keduanya taka akn mudah terwujud. Namun jika memang terwujud, kata Ubedilah, dampaknya tidak akan mampu mengurai pembelahan masyarakat dalam waktu singkat.
"Tensi sosial politik akibat pembelahan sistemik ini hanya mungkin berubah sekitar 5 sampai 10 tahun mendatang ketika undang-undang politik, sistem politik, dan sistem Pemilu sudah berubah dan perubahan itu harus mulai diterapkan pada Pemilu 2024," tandasnya. [rm]