Komentari Kasus Dugaan Makar Soenarko, Sutiyoso: Agak Enggak Masuk Logika

Komentari Kasus Dugaan Makar Soenarko, Sutiyoso: Agak Enggak Masuk Logika

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Panglima Pangdam Jaya (Purn) Sutiyoso memberikan komentar soal dugaan makar yang dialamatkan pada Mayjen (Purn) Soenarko.

Hal itu dikemukakan Sutiyoso saat menjadi narasumber di acara e-Talkshow tv One, Jumat (14/6/2019) malam.

"Muncul juga kemarin itu ada mantan Danjen Kopassus yang diduga kuat menyelundupkan senjata dari Aceh, di sini yang niatnya yang mau bikin onar, terhadap berita-berita seperti itu kuat enggak informasinya?," tanya Wahyu Muryadi pembawa acara e-Talkshow.

Sutiyoso menjawab bahwa Soenarko merupakan mantan anak buahnya.

"Saya kenal karena itu anak buah saya dulu kan, sama-sama baret merah masak enggak kenal," jawab Sutiyoso.

Ia lalu melanjutkan namun belum langsung menjawab ada pokok pertanyaan.

Sutiyoso justru bercerita soal mantan-mantan rekannya di TNI.

Yakni mantan Danjen Kopassus (Punr) Prabowo Subianto dan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.

"Waktu saya komandan di sana dia letnan pangkatnya jarak jauh dan jarak dekat, jadi saya tahu beberapa, siapa Prabowo saya tahu," ujranya.

Lalu Sutiyoso menyebutkan sebutan yang biasa ia panggil untuk rekannya di TNI.

"Siapa 'Gajah' saya tahu. Tahu enggak 'Gajah'?," tanya Sutiyoso pada pembawa acara.

"Apa siapa 'Gajah' itu?," jawab Wahyu Muryadi.

"Luhut, aku manggilnya 'Gajah' sama dia," jawab Sutiyoso.

Wahyu langsung dibuat terpingkal mendengar jawaban soal penggilan 'Gajah' untuk Luhut.

"Oh Bang Yos (sapaan Sutiyoso) manggilnya Pak Luhut Binsar Pandjaitan itu 'Gajah'? Tapi Pak Luhut kalau nelpon Bang Yos kok manggilnya," jawab Wahyu tak selesai.

"Enggak kamu enggak ngerti saja, dan aku enggak mau ngomong, karena ngambilnya nama saya jelek amat dia itu manggil saya itu," jawab Sutiyoso yang mendapatkan panggilan jelek dari Luhut.

"Ya tapi aku menerima saja, memang sudah dari dulu dia manggilnya gitu." tambahnya.

"Jadi kita kan unit kecil Kopassus itu jadi satu dengan yang lain berbeda litting ini pun jadi akrab hubungannya," ujar Sutiyoso.

"Hubungan nasionalnya kan unit kecil, perwiranya bolak-balik ketemu ya itu-itu saja terus karena itu aku kenal semuanya."

Ia lalu mulai mengomentari soal Soenarko yang dianggap tak masuk akal dituding sebagai makar dengan menyelundupkan senjata.

"Agak enggak masuk logika gitu lo dia menyelundupkan senjata, makanya pemeriksaannya harus benar-benar dibuka nanti hasilnya apa," kata mantan Gubernur DKI Jakarta 2 periode tersebut.

"Kalau dari Aceh rampasan dari Aceh itu terbawa itu biasanya."

"Komandan mungkin apa namanya untuk koleksi itu bisa saja terjadi kan."

"Tetapi kalau dia lalu menggunakan untuk sesuatu yang artinya katakan mengarah ke makar itu kok saya kenal pribadi, pasukan kita itu kan sudah dilatih komitmennya sangat tinggi pada negeri ini masak melakukan hal seperti itu."

Menyangkal hal itu, pembawa acara menanyakan bisa saja Soenarko sekarang bukan seperti yang dikenal Sutiyoso seperti dulu.

"Manusia bisa berubah," kata Wahyu Muryadi.

Sutiyoso yang juga kerap disapa Bang Yos ini lalu juga mengatakan dirinya turut mendengarkan pernyataan Soenarko yang dianggap makar, yakni soal ajakan menduduki beberapa lembaga pemerintahan.

"Nanti kita dudukin, ya duduk saja di situ di KPU, di depan istana duduk-duduk sajalah, itu kalau di dalam Undang Undang mengenai makar itu apakah sudah nyangkut apa belum, kita yang fair saja lah," kata Sutiyoso menirukan Soenarko.

"Enggak masuk kategori (makar) itu ya?," tanya Wahyu lagi.

"Ya kalau hanya begitu, tidak sih, kan aspirasi kan gitu," jawab Sutiyoso.

"Polisi kan sudah mengumumkan itu dia dapat senjata dari sana ini yang mau bikin kerusuhan di sini gitu-gitu."

"Nanti kan ada pengadilan ada pemeriksaan dia ada hak juga untuk memberikan penjelasan bukan sepihak."

Lihat videonya menit ke 6.45:


Soenarko

Mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko ikut terseret terjerat kasus di tengah Pilpres 2019.

Soenarko ditahan atas kepemilikan senjata ilegal.

Saat ini, Soenarko menjadi tahanan Mabes Polri dan dititipkan di Rumah Tahanan Militer Guntur, sedangkan Praka BP menjadi tahanan TNI di Rumah Tahanan Militer Guntur.

Soenarko sebelumnya dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Ia dilaporkan dengan sangkaan mengarahkan sejumlah orang untuk mengepung Istana Negara dan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada aksi unjuk rasa yang rencananya digelar Rabu (22/5/2019).

Penahanan Soenarko turut mendapat pembelaan dari sejumlah purnawirawan Jenderal TNI.

Mantan Kepala Badan Intelijen ABRI, Zacky Anwar Makarim menyatakan senjata yang disita polisi dan POM TNI yang dikaitkan dengan Soenarko adalah senjata rusak, dikutip dari YouTube KompasTV, Sabtu (1/6/2019).

Selain itu Mantan Perwira Pembantu Madya (Pabandya) bidang Pengamanan Komando Daerah Militer Iskandar Muda (IM) Kolonel Inf. (Purn) Sri Radjasa Chandra da yang janggal dari tuduhan penyelundupan senjata api ilegal terhadap Soenarko.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita