GELORA.CO - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sabtu (1/6) meluncurkan satu kali awan panas guguran ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan dari pengamatan CCTV awan panas guguran ke luar dari Gunung Merapi pada pukul 13:57 WIB selama 120 detik dengan amplitudo 65 mm.
Selain awan panas guguran, pada periode pengamatan mulai pukul 12:00 sampai 18:00 WIB, BPPTKG juga mencatat dua kali guguran lava pijar ke luar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur 750 meter ke arah hulu Kali Gendol.
BPPTKG juga merekam satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 65 mm selama 121 detik, 4 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-15 mm selama 18-75 detik, satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo 60 mm selama 13 detik, satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 70 mm selama 19 detik, dan satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 31 mm selama 20 detik.
Pada periode itu, asap kawah tidak teramati. Cuaca di gunung berawan dan mendung dengan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah selatan, barat daya, dan barat. Suhu udara 17-24 derajat Celcius, kelembaban udara 32-85 persen, dan tekanan udara 567.7-707.6 mmHg.
Hanik juga menyebutkan hingga 1 Juni 2019 telah tercatat 72 kejadian awan panas dengan jarak luncur rata-rata 1 km dan maksimal 2 km ke arah Kali Gendol.
Berdasarkan pemodelan awan panas dari potensi runtuhnya volume kubah lava saat ini yang sebesar 458.000 meter kubik, jarak luncur awan panas terjauh diperkirakan tidak akan melebihi 3 km dari puncak Gunung Merapi ke arah Kali Gendol.
Kegempaan pada saat ini didominasi gempa guguran (RF) 30 kali/hari, diikuti oleh gempa multiphase (MP) 4 kali/hari, low frequency (LF) 3 kali/hari, dan gempa Hembusan (DG) 3 kali/hari. Untuk gempa vulkano-tektonik dangkal (VTB) dan gempa vulkano-tektonik dalam (VTA) sesekali terjadi.
Selain itu, masih munculnya kegempaan MP, VT menandakan suplai magma di Gunung Merapi masih berlangsung meskipun dengan laju yang rendah.
“Berdasarkan kondisi aktivitas vulkanik tersebut maka status aktivitas masih ditetapkan dalam tingkat waspada ,” kata Hanik.
Untuk sementara BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Meski demikian, menurut dia, obyek-obyek wisata di sekitar Gunung Merapi seperti Kawasan Kaliurang, Kaliadem, Klangon, Deles dan kawasan lain yang berada di luar radius 3 km dari puncak aman untuk dikunjungi.[akt]