PRABOWO Subianto resmi membubarkan partai koalisi. Tentu saja ia tidak mungkin mengikat partai koalisi yang sudah terang benderang ingin meraih posisi di dalam pemerintahan. Secara kuantitas komposisi oposisi berkurang namun secara kualitas belum tentu. Gerindra barangkali hanya bersama PKS, dan keduanya bakal selalu kalah dalam setiap voting.
Sekali lagi oposisi tidak identik kuantitas kursi di parlemen. Meski minoritas mereka harus menciptakan dinamika. Sebuah cita-cita demokrasi yang tidak menginginkan lahirnya absolute power. Melalui oposisi berkualitas bukan hanya pemerintah yang terbantu, rakyat juga akan terhibur. Oposisi yang hebat akan selalu melakukan kritik tajam, ilmiah, dibarengi konsistensi.
Tak perlu berkecil hati apalagi menyerah dalam melakukan koreksi. Guru di dalam kelas minoritas sedangkan murid mayoritas. Meski minoritas, seorang guru dilarang mengikuti keinginan murid seenaknya mereka apalagi bila keinginan tersebut dapat merusak masa depan murid. Sebagai minoritas, guru memberikan penilaian yang harus diterima apa adanya oleh murid.
Prabowo harus memposisikan dirinya sebagai seorang guru. Ia bebas mengkritik siswanya yang malas, memberi sanksi-sanksi yang mendidik, memberi pelajaran serta mengevaluasi kemampuan siswanya. Oposisi yang hebat itu meski minoritas dapat melakukan itu. Prabowo harus mendapat mandat dari rakyat agar posisinya kuat.
Militansi pendukungnya yang masih terasa harus dirawat, diarahkan kepada hal-hal positif. Konsistensi oposisi akan selalu mendapat simpati dari rakyat. Bukan oposisi yang menggonggong lalu meminta jabatan. Selain itu, oposisi yang hebat harus lebih cerdas dan pintar. Bagaimana ia dipercaya sebagai guru jika ia tidak lebih pintar dari murid-muridnya, tentu saja ia harus pula memiliki akhlak yang lebih baik sehingga menjadi teladan bagi muridnya.
Great oposisi harus memiliki visi yang hebat. Mereka akan terus memberi kritikan yang mampu memberi kesadaran kolektif bangsa ini. Visi mereka bukan menghalangi kebaikan akan tetapi menambah kebaikan dan mengurangi kejahatan. Mereka cerdas melihat para bohir yang ingin meraih keuntungan pribadi dan mencegahnya.
Great oposisi akan tahan godaan, baik berupa uang dan tahta maupun janji politik lainnya. Mereka konsisten dengan ucapannya, tidak peduli dengan cemoohan maupun cacian dan hinaan. Konsistensi mereka memperjuangkan aspirasi rakyat tidak harus dibalas dengan jabatan 5 tahun kedepan. Namun mereka meraih kebahagiaan hakiki karena dapat membantu pemerintah melalui kritik dan rakyat tersenyum lepas karenanya.
Don Zakiyamani
Ketua Umum Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI) [rmol]