GELORA.CO - Perusahaan ritel asal Prancis, Carrefour, menjual 80 persen sahamnya senilai EUR 620 juta atau hampir Rp 10 triliun ke perusahaan e-commerce China, Suning.
Dikutip dari Reuters, aksi korporasi itu dilakukan Carrefour setelah tak sanggup menghadapi persaingan di bisnis ritel dengan para pemain lokal China. Selain persaingan yang sengit, perdagangan online juga memberi tekanan pada perusahaan peritel asing, termasuk Carrefour.
Carrefour sejauh ini menjadi perusahaan perdagangan Barat terakhir, yang menyerah menghadapi persaingan sengit di China. Perusahaan yang sudah berdiri pada 1958 itu, masuk ke pasar China sejak 1995.
Saat ini, Carrefour mengoperasikan 210 hypermarket dan 24 gerai toko swalayan.
Dengan kesepakatan tersebut, induk perusahaan di Boulogne, Prancis tinggal menguasai saham 20 persen saja. Itu pun dengan opsi akan dilepas ke Suning, jika akhirnya Carrefour benar-benar akan hengkang dari China.
Opsi transaksi itu juga termasuk pengambilalihan utang Carrefour senilai EUR 1,4 miliar.
Dalam beberapa tahun terakhir, angka penjualan Carrefour di China terus turun. Terakhir pada 2018, penurunannya mencapai 5,9 persen. Penjualan bersih tahun lalu senilai EUR 3,6 miliar. Sementara laba sebelum pajak hanya EUR 66 juta.
Sebelum Carrefour, sejumlah peritel asal Barat sudah lebih dulu menjual saham ke mitra bisnis lokal mereka di China. Seperti Tesco Plc dan Walmart Inc. Amazon.com Inc dilaporkan juga berencana untuk menutup toko online-nya di China bulan depan.
Mengutip sumber, Reuters melaporkan pedagang grosir Jerman, Metro AG, yang memiliki 93 toko di China, juga ingin menjual unit bisnisnya di tengah restrukturisasi perusahaan yang lebih luas. [km]