Ekosistem Tak Seimbang Disebut Penyebab Populasi Ulat Bulu Meledak

Ekosistem Tak Seimbang Disebut Penyebab Populasi Ulat Bulu Meledak

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Populasi ulat bulu 'meledak' di Pasuruan. Sedikitnya tiga desa diserang hama ini. Ulat menyerbu pohon, rumah, sekolah hingga rumah ibadah.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, M Ichwan, menyebut ulat bulu yang menyerang Desa Capang, Gajahrejo dan Palanngsari di Kecamatan Purwodadi, dalam kategori tak wajar.

"Pernah dulu kejadian di wilayah Timur, kalau nggak salah di Lekok, namun tak berlangsung lama dan jumlahnya wajar," kata Ichwan saat dikonfirmasi, Rabu (26/6/2019).

Ichwan mengatakan, selain terjadi karena pergantian musim, ulat bulu muncul dalam jumlah besar akibat ketidakseimbangan ekosistem. "Jadi mereka migrasi dari habitatnya yang tak layak ke tempat lebih nyaman," terangnya.

Staf Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Rudi Hartono menambahkan jumlah ulat bulu yang sangat banyak karena pemangsa alami mereka hilang atau jauh berkurang. Pemangsa alami itu di antaranya burung dan rangrang.

"Kejadian ini juga menunjukkan pemangsa alami sudah hilang. Di sekitar sini sudah jarang dijumpai burung, karena mungkin diburu atau berpindah tempat. Semut rangrang juga seharusnya jadi predator ulat," terangnya.

Hal senada diungkap Misbahul Khoir, staf di Bagian Pengendali Hama. "Populasi ulat bulu meledak karena faktor cuaca dan bahan pangan yang melimpah di sini. Ulat bulu yang ada di desa ini termasuk serangga netral. Tapi karena jumlahnya banyak, menganggu warga. Jadi harus dimusnahkan," kata Misbahul Khoir.

Dinas Pertanian dibantu warga dan aparat desa sejak tiga hari sudah melakukan penyemprotan untuk memusnahkan ulat bulu. Hari ini juga akan dilakukan pembasmian. Pembasmian akan dilakukan sampai tuntas.

Ulat bulu menyerbu pemukiman warga di Dusun Semambung, Desa Capang, Kecamatan Purwodadi, sejak hari raya Idul Fitri lalu. Selain di Desa Capang, ulat bulu juga ada di Desa Gajahrejo dan Palangsari, namun jumlahnya tak signifikan.

Selain menempel di pohon, ulat juga berada di pagar, tembok, genting bahkan masuk ke rumah. Ulat juga menyerbu salah satu sekolah dan tempat ibadah.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita