GELORA.CO - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ubedilah Badrun beranggapan keterbelahan pendukung di Pilpres 2019 tak akan mudah melebur dengan cepat.
Pelabelan cebong dan kampret bagi para pendukung Joko Widodo dan Prabowo Subianto misalnya. Ia berpandangan, label tersebut diprediksi baru akan mencair saat kepemimpinan presiden pemenang berakhir di 2024.
"Riuh rendah blok pendukung di media sosial antara pendukung oposisi dan pendukung petahana tidak akan hilang dalam 5 tahun ke depan," kata Ubedilah, Sabtu (29/6).
Pandangan tersebut beralasan. Baginya, label cebong bagi pendukung Jokowi-Maruf dan kampret bagi pendukung Prabowo-Sandi akan tetap tumbuh seiring keterbukaan era digitalisasi.
"Fenomena itu sudah melekat dengan hadirnya era digital demokrasi, dimana partisipasi kritik dan sejenisnya akan dengan mudah muncul melalui media sosial," paparnya.
Di sisi lain, saat disinggung soal rekonsiliasi yang kerap didorong oleh berbagai pihak, Direktur Eksekutif Center for Social, Political, Economic, and Law Studies (CESPELS) ini tak yakin jika pertemuan Jokowi-Prabowo akan mendinginkan suhu politik.
Sebab baginya, tingginya suhu politik tak hanya dipengaruhi oleh figur yang berkontestasi, melainkan sistem politik yang diterapkan.
"Kondisi sosial politik tensinya akan tetap naik turun seiring belum hilangnya keterbelahan masyarakat akibat undang-undang politik dan sistem Pemilu yang sangat liberalistik," demikian Ubedilah. [rm]