Waketum Gerindra Poyuono Minta Prabowo-Sandi Juga Tolak Hasil Pileg 2019

Waketum Gerindra Poyuono Minta Prabowo-Sandi Juga Tolak Hasil Pileg 2019

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Bukan hanya Partai Berkarya yang meminta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk menolak hasil Pemilu 2019 yang sepaket dengan Pileg. Waketum Gerindra Arief Poyuono meminta hal yang sama, meski partainya berada di 3 besar hasil rekapitulasi sementara KPU.

"Ya kita tolak dong kan kita udah tolak hasil Pilpres 2019, ya harus tolak Pileg juga dong," kata Arief Poyuono, Kamis (16/5/2019).

Menurut Poyuono, kecurangan terjadi bukan hanya di Pilpres saja, tapi juga di Pileg. Ia mengklaim, kecurangan itu yang membuat partai-partai baru gagal masuk DPR karena hasilnya di bawah 4% sesuai syarat parliamentary threshold atau ambang batas parlemen.

"Makanya akibat banyak yang curang PSI, Perindo, PKPI, PBB dan Hanura nggak lolos ke Senayan. Coba pada nggak curang, masuk semua itu parpol. Nah saya juga ajak mereka untuk tolak hasil Pilpres dan Pileg," ujar Poyuono.

Soal Gerindra yang menjadi 3 besar pemenang Pileg 2019, ia menyebut tak perlu ada perwakilan partainya di parlemen. Bukan hanya Gerindra, kata Poyuono, caleg dari partai-partai koalisi dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi juga tak perlu ada di DPR,

"Nggak perlu ada di parlemen dong. Bukan hanya caleg Gerindra ya, tapi caleg koalisi BPN," tegasnya.

Sebelumnya, Partai Berkarya meminta Prabowo-Sandiaga konsisten dalam menolak hasil Pemilu 2019. Partai pimpinan Ketum Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) itu meminta Prabowo juga menolak Pileg 2019.

"Kalau mau tolak hasil Pilpres, ya tolak hasil Pileg juga dong," ungkap Ketua DPP Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang.

Meski dalam rekapitulasi sementara Gerindra masuk di 3 besar, ia menilai itu risiko dari sikap Prabowo-Sandiaga yang menolak hasil Pilpres 2019 karena menuding ada kecurangan.

"Itu risiko, kalau berjuang itu bersama-sama merasakan kemenangan atau kekalahan, tidak menang sendiri," sebutnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita