Wagub Sumbar: Ahli Jepang Sebut Gempa dan Tsunami Dahsyat Intai Mentawai

Wagub Sumbar: Ahli Jepang Sebut Gempa dan Tsunami Dahsyat Intai Mentawai

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar), Nasrul Abit mengatakan, Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, diintai gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala richter (SR). Hal tersebut berdasarkan keterangan dari 5 profesor ahli gempa dari Jepang. Di mana ahli gempa tersebut telah meneliti di daerah Mentawai.

Saat ini, terang Nasrul, gempa maha dahyat tersebut masih mengendap di 20 mil Kepulauan Mentawai. Tepatnya, di Samudera Hindia di wilayah tersebut. Jika gempa maha dahsyat itu terjadi, prediksi Nasrul, akan menyebabkan gelombang tsunami setinggi 12 meter.

Gelombang tsunami itu, sampai Nasrul, akan menyapu kawasan yang ada di pesisir barat Sumatera. Termasuk, Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara provinsi Bengkulu. Di mana jika gelombang tsunami terjadi kecepatannya diperkirakan mencapai 827 kilometer (km).

"Lima ahli gempa dari Jepang ke Mentawai. Mereka memprediksi ada gempa yang masih mengendap. Kekuatannya 8,9 SR. Tapi, kalau gempa sering terjadi gempa besar itu tidak akan terjadi. Kita harus mempersiapkan diri," kata Nasrul, saat di posko bantuan dan penanganan bencana banjir dan longsor, badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) provinsi Bengkulu, Sabtu (5/4/2019).

Gempa yang mengintai Sumatera Barat, sambung Nasrul, tentu akan berdampak juga pada provinsi yang berjuluk ''Bumi Rafflesia''. Terutama yang berada di tepi pesisir barat Sumatera. Sehingga, kata Nasrul, masyarakat yang berada diradius 2,5 kilometer (km) dari bibir pantai harus mengungsi.

Di Sumatera Barat, lanjut Nasrul, telah diinformasi jika terjadi gempa selama 30 detik. Baik itu gempa berkekuatan kecil atau besar masyarakat harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pemberitahuan itu, kata Nasrul, telah disampaikan ke seluruh masyarakat Sumatera Barat, terutama masyarakat yang ada di pesisir barat sumatera.

''Jika gempa berpotensi tsunami itu terjadi, mau tidak mau sampai juga ke Mukomuko. Pantai barat ini musti waspada terutama gempa dan tsunami. Kita berdoa agar gempa ini tidak terjadi. Di Sumatera Barat, kita sudah sampaikan jika terjadi gempa selama 30 detik maka masyarakat harus mengungsi,'' terang Nasrul.

Terkait hal tersebut, terang Nasrul, masyarakat baik orangtua, dewasa, remaja maupun anak-anak musti diberikan edukasi. Gempa berdampak gelombang tsunami ini merupakan peringatan dini bagi masyarakat agar dapat waspada.

''Kabupaten Mukomuko juga harus siap dengan bencana. Ini peringatan dini untuk kabupaten Mukomuko, agar dapat waspada,'' sampai Nasrul. [okz]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita