GELORA.CO - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Sisriadi, menegaskan bahwa informasi yang menyebutkan pria oknum TNI memprovokasi massa di aksi 22 Mei dan menyudutkan Polri adalah hoaks dan tidak benar.
Pernyataan Sisriadi tersebut merespons beredarnya video berjudul 'Terciduk! Diduga Oknum BAIS TNI Provokasi Massa di Aksi 22 Mei dan Menyudutkan Polri'. Informasi tulisan yang terdapat pada video tersebut menjelaskan adanya oknum TNI memprovokasi massa di dalam masjid di Jakarta.
Kapuspen TNI menyampaikan bahwa berdasarkan hasil investigasi, video yang viral tersebut benar diambil oleh seseorang di Masjid Al-Ishlah, Petamburan, pada tanggal 22 Mei 2019 pukul 11.45 WIB saat kerusuhan terjadi.
"Sedangkan berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar Masjid Al-Ishlah, orang yang melakukan provokasi tersebut tidak dikenal dan bukan warga Petamburan," ucapnya di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, dikutip dari keterangan persnya, Jumat 24 Mei 2019.
Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam video tersebut terdapat personel yang berpakaian loreng adalah prajurit TNI yang merupakan anggota Yonif 315 yang BKO Kodam Jaya. Prajurit tersebut ditugaskan di Petamburan.
“Saat itu prajurit TNI sedang melakukan pendekatan kepada tokoh agama untuk menenangkan massa yang emosional. Secara tiba-tiba masuk seseorang ke dalam masjid dan menyampaikan ujaran provokatif,” ujar Sisriadi.
Kapuspen TNI menegaskan bahwa informasi yang disebar bersama video itu adalah hoaks, sedangkan data tentang Serma Aris dalam video viral tersebut adalah data palsu yang dibuat oleh orang yang tidak tahu tentang TNI AD.
"Dapat dibuktikan bahwa penyebutan nama ditambah pangkat dan korps (Serma Inf Aris) adalah data palsu. Yang benar adalah untuk pangkat Bintara TNI AD tidak memiliki korps," katanya.
Dijelaskannya, bersangkutan lulusan Secaba Reg AD tahun 2005, yang disebutkan dalam video, adalah data palsu. Yang benar adalah lulusan Secaba tahun 2005, baru akan berpangkat Serma paling cepat pada 1 April 2021. Dan juga sudah dilakukan pengecekan berdasarkan daftar nominatif personel Yonif 315, tidak ada anggota Yonif 315 bernama Serma Aris.
“Berita tersebut bertujuan untuk mendiskreditkan TNI dan melemahkan soliditas TNI-Polri,” kata Sisriadi.
Kapuspen TNI menegaskan kembali bahwa TNI tetap memegang teguh jati dirinya sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Profesional dan Tentara Nasional Indonesia. [vv]