GELORA.CO - Indonesia pasca Pemilu serentak 2019 semakin tidak terarah dan tidak sesuai dengan tujuan berbangsa dan bernegara yang telah disepakati oleh pendiri bangsa.
Hal itu terbukti dengan banyaknya gesekan antar dua pendukung di Pilpes, yang justru jauh dari nilai-nilai persatuan.
Sekretaris Jenderal Gerakan Daulat Rakyat (GDR), Eki Edysagirsang bersama dengan aktivis lintas generasi sepakat bila keadaan saat ini tidak bisa dibiarkan.
"Kami melihat makin retaknya kehidupan berbangsa dan bernegara. Polarisasi terjadi karena kepentingan politik. Demokrasi yang berjalan juga tidak membuat suasana politik Indonesia seperti menandakan adanya harapan akan munculnya regenerasi kepemimpinan yang lebih baik, tidak," ujar Eki di kawasan Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan, Selasa malam (30/4).
Parahnya, lanjut Eki, pihaknya melihat situasi ini semakin buruk ketika ada rakyat yang terpecah belah yakni pro Jokowi dan pro Prabowo.
Menurutnya, di sinilah pemerintah harus secara masif melakukan tindakan agar tidak terjadi permusuhan dan perpecahan.
"Saat ini semakin terpolarisasinya kekuatan masyarakat, kita tak mau lagi nanti ada yang namanya rakyat Prabowo ada rakyat Jokowi. Ini terjadi karena apa? Karena manajemen kepemimpinan yang tidak benar yang dilakukan oleh rezim hari ini," tandasnya.
Seteleh pertemuan tadi malam, Gerakan Daulat Rakyat akan bergerak cepat untuk menyatakan sikap dan akan disampaikan pada Jumat mendatang (3/5). [rmol]